Menurut penulis buku "Politik Kesetaraan", Heiner Bielefeldt mengatakan, pro dan kontra adalah hal yang biasa ditemukan dalam suatu kasus.Â
Pro dan kontra feminisme sebagai sikap masyarakat dalam menyampaikan suara. Heiner menambahkan, hubungan antara agama dan budaya secara umum memiliki berbagai aspek, baik dalam suatu tradisi kegamaan maupun antar-agama.
"Didalam agama, kesetaraan gender telah ditentukan secara mendetail beserta dalil-dalil didalamnya. Namun bagi masyarakat yang kental dengan budaya, tentu femenisme menjadi hal yang harus diperjuangkan," ujarnya.Â
Feminisme tidak hanya terjadi kepada kesetaraan hak perempuan, namun laki-laki juga. Feminisme bermula dari sebuah kesadaran kaum wanita yang timbul akibat dari penindasan yang dialami pada masa penjajahan Indonesia oleh bangsa Kolonialisme.Â
Sebagian masyarakat beranggapan bahwa laki-laki memiliki tanggung jawab yang besar, namun sebagian lainnya berpendapat bahwa laki-laki dan wanita memiliki tanggung jawab yang sama.
Oleh karena itu sekarang banyak organisasi yang berjalan di jalur feminisme untuk mengawal atau menegakkan kehormatan sebagai perempuan dan tidak ada yang boleh mempermainkannya.Â
Dengan adanya keberadaan Komnas Anti Kekerasan Terhadap Perempuan diharapkan dapat meminimalisir terjadi kekerasan terhadap kaum perempuan dan dapat bertindak tegas apabila ada kasus yang serupa.Â
Dan juga kita sebagai individu harus selalu menanamkan rasa menghargai dan menghormati satu sama lain. Femenisme datang untuk memberantas pemikiran membeda-bedakan seperti itu.Â
Dengan adanya feminisme, maka terhapuskanlah anggapan bahwa tingkat lelaki yang lebih tinggi dari wanita. Bagi sebagian orang, feminisme setidaknya sangat membantu bagi kemajuan Hak Asasi Manusia (HAM) setiap wanita.Â
Feminism di Indonesia sendiri muncul karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sejarah perjuangan, program pembangunan nasional, globalisasi, reformasi, dan kehidupan religius masyarakat. pada awal era globalisasi tahun 2000 terjadinya perubahan status wanita yang terdapat pada pada bukunya Will Durant dengan judul The pleasure of philosophy.
Bahwasanya Pandangan feminism pada setiap era berbeda tergantung kondisi dan situasi zaman. Merujuk pada pandangan feminisme yang terjadi di Indonesia  saat ini ialah pandangan terhadap  kondisi kerja buruh seperti buruh tekstil, petani, TKW.Â