Mohon tunggu...
Aldi The Great
Aldi The Great Mohon Tunggu... wiraswasta -

Wealth Lover, Expert Organizer n' Management, Lengkapnya liat di twitter ya.. @AldiTheGreat

Selanjutnya

Tutup

Money

Tidak Pernah Ada "Besok"

13 Agustus 2012   02:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:52 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pekerjaan memang bisa di tunda, tapi waktu tidak pernah bisa ditunda.

Isi tulisan ini terinspirasi dari sebuah pelajaran hidup yang saya dapat dari ayah saya. Thanks Dad...

Setiap orang berusaha dan bekerja umumnya karena suatu alasan, yaitu mewujudkan impiannya ataupun impian orang-orang yang dicintainya. Begitupun dengan saya, saya melakukan sesuatu karena suatu alasan untuk mewujudkan impian org yg saya cintai, yaitu ayah saya yang mendidik dan membesarkan saya. Beliau adalah orang yang sangat suka sekali dengan dunia otomotif, khususnya kendaraan roda 4. Entah, ngoprek, merawatnya, customize dll. Satu hal yang tidak pernah saya lupa dari beliau adalah orangnya apik, setiap kendaraan yang digunakannya selalu dirawat dengan baik, beliau tidak dapat melihat kendaraan tersebut kotor atau ada remah2an sisa makanan didalam. Hampir setiap pagi saya melihat beliau mengelap kendaraannya dan menyedot dalamnya "supaya enak digunakan" katanya.

Melihat kecintaannya terhadap dunia otomotif tersebut, salah satu alasan saya untuk usaha dan bekerja adalah supaya memiliki cukup uang untuk membangun sebuah bengkel cuci, kustomisasi dan salon kendaraan untuk dipersembahkan kepada beliau untuk dikelola. Sehingga,  beliau tidak perlu bekerja keras lagi membanting tulang berangkat sebelum subuh dan pulang lewat larut malam untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami, dengan bengkel, cuci dan salon tersebut beliau dapat menyalurkan kecintaannya kepada otomotif sekaligus menghasilkan pundi-pundi penghasilan.

Emang dasar saya si anak pemalas dan senang menunda, tetap saja seringkali suka menunda pekerjaan dan akivitas dengan berkata "ah, tenang masih ada besok. Yang penting niatnya dulu". Waktu terus berjalan dan selalu ada saja saat-saat dimana saya berkata "ah, masih bisa besok", sampai tiba waktunya dimana ayah saya tiba-tiba jatuh sakit, panas dan harus dirawat dengan segala keterbatasan biaya perawatan sampai akhirnya kemudian beliau harus pergi di usia 49 tahun meninggalkan kami semua. Penyesalan datang dengan sangat dalam dan sebuah tanya besar menghampiri benak saya "DIMANA "BESOK" YANG SELALU SAYA KATAKAN BERADA?".

Ayah saya memang seorang biasa yang tidak meninggalkan apa-apa dikala beliau pergi, tapi beliau mengajarkan hal penting kepada saya di akhir hayatnya sebagai bekal saya mengarungi kehidupan kelak. Pekerjaan itu bisa ditunda, tapi waktu tidak pernah bisa ditunda. Kita tidak akan pernah tau berapa lama lagi sisa waktu yang dimiliki oleh orang-orang yang kita cintai untuk bersama kita. "Besok" itu memang selalu datang, tapi bukan "Besok" untuk kita. Itu adalah "Besok" milik sang waktu yang di tandai dengan perubahan siang menjadi malam, malam menjadi siang dan begitu seterusnya. "Besok" bagi kita tidak akan pernah datang seperti halnya "Besok" yang saya nantikan. "Besok" milik kita harus kita ciptakan sendiri. "Besok" milik kita itu tidak akan pernah datang dengan sendirinya tanpa kita melakukan apa-apa atau menunda-nunda melakukan sesuatu karena terbuai ajakan teman yang sebenarnya bisikan setan yang membuat kita terpaksa menunda sesuatu hal baik yang seharusnya dapat kita lakukan dan selesaikan lebih cepat. Tidak ada waktu yang tepat untuk melakukan suatu perbuatan baik, memperjuangkan impian dan harapan orang-orang yang kita cintai. Sebelum semua berubah, lakukan sekarang!!, Karena kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi esok hari. Mungkin tidak semua yang ingin kita lakukan bisa tercapai, tapi paling tidak kita tidak akan menyesalinya karena kita telah berusaha dan melakukan yang terbaik, ketimbang kita menyesal karena terdiam tidak melakukan apa-apa dan menunda-nunda apa yang seharusnya bisa kita lakukan.

Mudah-mudahan artikel ini dapat menjadi manfaat bagi kita semua dan sama-sama kita meningkatkan kualitas kehidupan kita.

Alhamdulillah saat ini saya bersama tim sedang menjalankan program pembinaan dan pembiayaan anak-anak yang terputus sekolah/pendidikannya juga bagi mereka yang masih harus melanjutkan sekolah tapi tertunda karena masalah biaya. Menunda pendidikan sama halnya dengan menunda masa depan, mudah2an dengan program membantu mereka dalam proses pendidikannya turut membantu diri kita supaya Allah azza wa jalla tidak menunda  rezeki kita dan tidak menunda terkabulnya doa' kita amiin.    Bagi teman-teman yang mau berpartisipasi dapat menghubungi langsung ke 089602555985/pin:3239B817 atau dapat menyalurkannya langsung lewat rekening Bank Syariah Mandiri 1037049010 a/n Aldi P.

Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun