Mohon tunggu...
Alim Monbusho
Alim Monbusho Mohon Tunggu... -

Mantan wartawan, penulis, dan citizen journalist.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aman Kenyang

10 November 2013   12:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:21 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam surat al Quraisy Allah berfirman, "..Yang memberikan kepada rakyatnya makanan dari rasa lapar dan memberikan mereka rasa aman dari ketakutan."

Bila kita transformasikan  dalam kekuatan kampanye para pemimpin negeri ini, ayat itu masih sangat relevan. Masyarakat membutuhkan rasa aman dan jauh dari rasa lapar, aman dari sengatan 'lebah-lebah' kapitalisme, sekuler, dan sektarian yang tinggi. Rasa aman dari penggusuran, perampingan, ganti rugi rendah, dan kenaikan pelbagai tarif dan harga barang. Masyarakat juga membutuhkan dirinya jauh dari rasa lapar, krisis sembako, dan upah yang rendah. Bila semua itu terpenuhi, aman dan kenyanglah para pemimpin kita.

Agama manapun pasti yakin dan percaya dengan kitab sucinya, entah dia Islam, Kristen, Budha, Hindu atau Konghucu. Percaya dan yakin, kemudian mau menjalankan isi dari kitab suci itu adalah bentuk pribadi yang beriman secara tulus dan sungguh-sungguh.

Jauh sebelum kita lahir, Allah sudah mengulas dan membuktikan bunyi ayat itu. Nabi dan Rasul sudah melalui tahapan demi tahapan dari ayat tersebut di atas. Nabi Yusuf pernah melewati fase kesusahan berkepanjangan akibat krisis sembako, Nabi Nuh pernah mengalami masa krisis kepercayaan dari kaumnya, Nabi Sulaiman pernah menghadapi kezaliman dalam kepemimpinan yang salah, manajemen pemerintahan yang tak teratur, dan otonomi daerah yang carut-marut. Bahkan Nabi Isa anak Maryam, pernah menghadapi krisis akhlak yang berkepanjangan dari umatnya sendiri sampai pada Nabi Muhammad putra Aminah yang dihadapkan pada sebuah masa yang sulit, resolusi, reformasi, dan rekonstruksi kepemimpinan.

Inti dari masalah kepemimpinan adalah rasa aman dan kenyang. Bagaimana membuat masyarakat kenyang dan merasa aman? Itulah Pekerjaan Rumah alias PR bagi para calon pemimpin bangsa ini, baik dia calon legislatif, ataupun calon Presiden. Blusukan adalah strategi saja, bukanlah tujuan. Pencitraan adalah upaya memuluskan langkah bukan tujuan. Penguatan media massa dan kampanye via jejaring sosial lagi-lagi hanya metodologi mencapai puncak, bukanlah output dari sebuah perjuangan.

Memberikan rasa aman dan menyejahterakan masyarakat dari aspek ekonomi, sosial, dan budaya adalah tujuan dari sebuah perjuangan. Lalu, bagaimana caranya? Pahamilah ayat sebelumnya dari surat Al-Quraisy tersebut di atas......salam perdamaian!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun