Pendidikan nasional dan kebudayaan lokal/nasional merupakan dua konsep yang saling terkait dalam pembangunan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencetak generasi yang cerdas, berpengetahuan, dan berbudi luhur, sedangkan kebudayaan lokal/nasional merupakan warisan yang unik dan berharga yang perlu dilestarikan. Dalam globalisasi yang semakin pesat, penting untuk memahami peran pendidikan dalam melestarikan dan mengintegrasikan kebudayaan lokal dan nasional.Â
Pendidikan nasional adalah sistem pendidikan yang berfokus pada pengembangan karakter dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan nasional. Tujuan utamanya adalah mencetak generasi yang cerdas, berpengetahuan, dan berbudi luhur.Â
Beberapa cara melestarikan kebudayaan lokal melalui pendidikan diantaranya menggunakan warisan budaya berupa cerita rakyat yang menganduk nilai-nilai moral, etika, dan tradisi yang unik dari masing-masing daerah untuk menambah pengetahuan siswa. Selain itu, siswa juga dapat diajarkan adat istiadat yang merupakan bagian penting dari kebudayaan lokal. Contohnya seperti adat pernikahan dan kematian yang membantu siswa untuk menghargai dan memahami lebih dalam tentang tradisi di daerahnya.
Contoh praktik penggabungan antara pendidikan dan budaya lokal dapat dilihat dalam beberapa aktivitas yang dilakukan dalam proses belajar. Salah satu contoh yang efektif adalah melalui pelajaran sejarah yang komprehensif, yang tidak hanya membahas tentang tokoh-tokoh nasional, tetapi juga tentang pahlawan daerah dan peran mereka dalam sejarah bangsa.
 Selain itu, penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dalam beberapa sekolah merupakan langkah yang strategis untuk memperkuat identitas budaya lokal. Bahasa daerah tidak hanya membantu siswa memahami dan menghargai kekayaan bahasa yang dimiliki oleh bangsa, tetapi juga memungkinkan mereka untuk lebih dekat dengan tradisi dan kebudayaan lokal.
Globalisasi dapat mempengaruhi identitas budaya masyarakat dengan cara yang signifikan. Masyarakat dapat terdorong untuk meninggalkan tradisi dan kebudayaan lokal demi menyesuaikan diri dengan tren global. Hal ini tentu saja menjadi tantangan. Menghadapi globalisasi tidaklah mudah, terutama dalam menghindari kehilangan tradisionalitas budaya lokal. Pendidikan harus dapat menyeimbangkan kebutuhan global dengan kearifan lokal untuk memperkuat identitas nasional dan keragaman budaya.
Integrasi kebudayaan lokal dan nasional dalam pendidikan merupakan langkah yang strategis untuk memperkuat identitas nasional sambil tetap menghargai keragaman budaya. Contohnya adalah pengembangan kemampuan belajar dan kreativitas siswa dengan cara membuat pembelajaran bermakna dengan interaksi dan negosiasi. Siswa dapat belajar tentang kebudayaan lokal dan nasional secara aktif melalui kegiatan yang kreatif dan interaktif.
Guru memiliki peran penting dalam melestarikan kebudayaan lokal. Dalam tugasnya memperkenalkan budaya lokal kepada siswa, guru dapat menggunakan cerita rakyat dan warisan budaya sebagai bahan pembelajaran moral dan etika. Dengan demikian, siswa dapat memahami dan menghargai nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat dan warisan budaya.Â
Selain itu guru juga bisa menggunakan cerita rakyat untuk mengajarkan nilai-nilai budaya lokal. Contohnya, cerita rakyat tentang kesabaran dapat mengajarkan siswa tentang pentingnya kesabaran dalam menghadapi tantangan hidup.Â
Pendidikan nasional yang ideal haruslah mencetak generasi yang cerdas akademis dan bangga akan budayanya sendiri. Dalam mencapai tujuan ini, pendidikan harus menyeimbangkan kebutuhan globalisasi dengan kearifan lokal. Dengan demikian, generasi yang dihasilkan akan memiliki pengetahuan yang luas dan nilai-nilai yang kuat, serta bangga akan warisan budaya yang dimiliki oleh bangsa.Â
Oleh karena itu, pendidikan nasional haruslah berfokus pada pengembangan karakter dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan nasional, sambil tetap menghargai dan melestarikan kebudayaan lokal untuk memperkuat identitas nasional dan keragaman budaya.