Â
Disusun Oleh : Fadhly Aldilas Susatyo ( Mahasiswa S-1 Teknik Perkapalan, Universitas Diponegoro)
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kesadaran mahasiswa sebagai calon sarjana untuk memanfaatkan sebagian waktu belajarnya bekerja menyumbangkan pengetahuan dan ilmu yang telah dimiliki secara langsung dalam memecahkan permasalahan dalam melaksanakan pembangunan. Aspek fundamental yang terkandung dalam KKN UNDIP antara lain pendekatan interdisipliner dan komprehensif, lintas sektoral, dimensi yang luas, dan kepragmatisan dan keterlibatan secara aktif.Â
Kegiatan KKN kali ini dilakukan pada beberapa Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Jawa Tengah, antara lain adalah Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Wonogiri. Desa Paranggupito terletak di ujung selatan Kabupaten Wonogiri, Kecamatan Paranggupito, Provinsi Jawa Tengah. Bagian timur desa ini berbatasan dengan Pacitan, sedangkan bagian barat berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta.Â
Desa ini memiliki luas wilayah 1.073,80 ha atau sebesar 16,58 % dari luas Kecamatan Paranggupito. Desa Paranggupito terdiri dari 12 dusun, 4 RW, dan 22 RT. Letak geografis Desa Paranggupito berada pada kawasan pantai selatan dan berbatasan dengan Samudera Indonesia sehingga menjadikan desa ini unggul dalam sektor wisata melalui potensi alam, budaya, dan buatan.
Desa Paranggupito memiliki banyak permasalahan dan potensi didalamnya. Salah satu permasalahan yang dimiliki desa ini adalah kurangnya persiapan untuk menjadi desa tanggap Bencana. Dari hasil wawancara dengan kepala desa, didapatkan beberapa informasi. hasil dari wawancara tersebut telah di transkrip sebagai berikut :
Desa Tanggap Bencana
Ketua : Pak Dwi Hartono
1. Apa saja yang diketahui tentang desa tanggap bencana?
2. Apa saja hal yang sudah dipersiapkan untuk desa tanggap bencana?
3. Apakah sudah dilakukan penyuluhan mengenai desa tanggap bencana?
4. Apakah ada hazard maping di desa Paranggupito?
5. Apakah sudah diketahui pertolongan pertama untuk korban akibat bencana alam?
6. Apakah ada pihak terkait yang bertanggung jawab dalam proses evakuasi untuk desa tanggap bencana?
1. Kondisi wilayah yang sering terjadi bencana, sehingga harus dibentuk kelompok tanggap bencana. Sehubungan kondisi alam yang berdekatan dengan samudera yang bergelombang tinggi, sering melongsorkan batu-batu karang. Kadang kala warung2 dekat pantai yang tergerus. Wilayah ini juga terdiri dari pegunungan dengan cekungan2 dan pada musim hujan sering terjadi genangan sehingga terjadi banjir. Untuk kontur batuan, kawasan ini juga terdiri dari gunung2 batu sehingga terkadang terjadi longsor batu. Kawasan paranggupito termasuk dalam kawasan cincin api gempa. Sudah ada relawan2, namun dalam persiapan tanggap bencana masih dalam proses.
2. Selama ini belum punya peralatan yang memadai untuk penanganan tanggap bencana. Ketika angina putting beliung,belum ada alat2 besar untuk menangkat puing2 yang jatuh. Untuk genangan2 air hanya pasang rambu temporer. Untuk alat2 berat belum ada dan belum dianggarkan.
3. Sudah dilakukan penyuluhan. Selain soialisasi ke warga, sudah pernah simulasi bencana tsunami, pembuatan dapur umum, penyedianan jalur evakuasi dan petunjuk arah serta titik kumpul yang aman. Sudah ada juga pemetaan wilayah dimana sering terjadi batu longsor.
4. Sudah ada pemetaan bencana di wilayah paranggupito. Di masing2 dusun sudah ada. Sudah ada juga kelompok2 relawan tanggap bencana di masing2 wilayah
5. Pernah pelatihan tapi detail. Namun di desa ini, ada beberapa tenanga medis yang berada di wilayah desa, sehingga apabila terjadi sesuatu langsung berkordinasi dengan tenaga medis.
6. Ada badan penanggulangan Nasional yang berkerjasama dengan pemprov dan pemerintahan pusat. Di kecamatan dan desa ada yang membidangi yaitu kesejahteraan sosial. Kordinasi sudah garis lurus hingga kepolisian, sehingga sering dilibatkan langsung.
Dikarenankan persiapan yang masih sangat kurang, maka dari itu dilakukan pendampingan untuk desa tanggap bencana.Â
Telah dibuatkan buku yang berisikan mengenai desa tanggap bencana dan telah dilakukannya pendampingan serta presentasi dari buku tersebut. Di buku tersebut terdapat berbagai macam informasi mengenai desa tanggap bencana, mulai dari pengertian, konsep,alur pelaksanaan, hingga hazard maping di desa Paranggupito.Â
Untuk buku desa tanggap bencana desa Paranggupito, Wonogiri, dapat diakses di link berikut :
https://drive.google.com/file/d/1RInYoY4Kb2l3A8r7FnzaXIXK_OHUS2UB/view?usp=sharing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H