Sudah hampir 10 bulan lamanya kita masyarakat di Indonesia maupun di belahan bumi lain menghadapi pandemic viru Corona COVID-19. Sejak kasus pertama diumumkan pada awal maret 2020.
Mengingat kembai dari kasus pertama COVID-19 diumumkan di Wahun, China. Virus ini bak momok yang menakutkan bagi seluruh lapisan masyarakat. Hempasan badai Pandemi Corona ini hamper melumpuhkan seluruh sector, terlebih dalam industry bisnis. Selama kurang lebih satu tahun terakhir telah mampu mengubah dunia.
Tidak sedikit bisnis mulai menurun penjualannya seacara drastis bahkan ada yang akhirnya gulung tikar. Kondisi ini membuat perencanaan pemsaran harus memutar otak dengan matang selama pandemi, hal ini dilakukan agar pemasukan (income).
Banyak sekali sebagian bahkan hampir seluruh perusahaan meliburkan atau memutuskan karyawannya untuk bekerja dari rumah (work from home). Hal ini lantas pihak perusahaan harus mengoptimalkan penjualan secara digital.
Dikutip dari laman wartaekonomi.co.id, VP of Marketing Qoala, Cliff Sutantijo mengatakan bahwa aktivitas pemasaran saat ini lebih banyak terjadi di dunia digital. Terjadi peningkatan aktivitas seacara drastis di setiap kanal bisnisnya. Kata dia, Tantangan utamanya, bagaimana kami menganalisis setiap kampanye digital yang dijalankan untuk membaca perilaku konsumen, serta mengoptimalkan kampanye digital sesuai dengan target pasar.
Kata new normal nampaknya sudah tidak asing lagi. Perlahan-lahan kebiasaan masyarakat banyak berganti, terlebih lagi dalam melakukan jual-beli. Strategi digital banyak digunakan para pebisnis karena digital marketing ini seluruh proses dilakukan secara online sehingga dapat lebih mudah menentukan arah target konsumen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H