Beginikah NKRI memperlakukan anak manusia. Putra putra bangsa sendiri. Ada salah satu family saya yang dihukum melebihi batas kemanusiaan. Memang saya tahu sekali bagaimana masyarakat kita sangat membenci narkoba. sampai otak kalian dibrain wash untuk kalian menstigma jika kejahatan narkoba adalah kejahatan no 1 paling berbahaya dinegara ini. Coba gunakan logika dan akal pikiran Kalian yang masih waras. Apalagi bagi kalian yang keluarganya tidak ada yang menjadi korban kejahatan narkotika. Lalu apa alasan kalian ikut ikutan membenci narkoba?. Apa karna merusak generasi bangsa. Apa benar kalian perduli dengan nasib generasi bangsa ini?. Kalian buat kami para korban narkotika sebagai kambing hitamnya. Dengan mengkriminalisasikan kami agar kami dicitrakan seolah olah penjahat berbahaya yang harus dimusnahkan. Dan itu hanya Sebagai issue pengalihan Dan Sementara yang kalian(koruptor) lakukan adalah berlomba lomba menguras kekayaan negeri ini agar para generasi berikutnya menjadi terlantar, melarattidakLebihianakibat dampak perbuatan kalian?. Dan untuk kalian yang keluarganya menjadi korban narkotika maka Otak kalian sudah dicuci pula untuk melimpahkan kesalahan kalian kepada orang lain. Tanyalah pada diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain. 1. Apakah sudah benar cara kalian mendidik dan memgajari anak kalian?. 2. Apakah sudah kalian beritahukan mana hal buruk dan hal yang benar?. 3. Apakah sudah anda kenalkan anak anda kepada sang pemilik kehidupan ini.? 4. Apakah kasih dan sayang serta perhatian anda kepada anak anda Sudah diberikan sesuai dosis yang diperlukan oleh anak anda?. Menurut survey korban narkotika adalah orang orang yang mempunyai masalah dalam keluarganya atau orang tuanya. Buktinya lihat kanan kiri anda. Lalu tanyakan kenapa hanya anak anda saja yang jadi korban narkotika?. Kenapa anak bapak suprapto tidak?. Atau anak IBU nuraeni pun tidak menjadi korban narkotika. Semua itu adalah kembali kepada dari cara orang tua mendidik anak mereka. Karna anak sesungguhnya membutuhkan kasih sayang dan arahan juga bimbingan dari keluarganya. Dan bukan hanya dicukupi soal materinya saja. Jika ingin bijak seharusnya pemerintah perang terhadap narkoba adalah dengan gencarnya memberi penyuluhan kepada tiap keluarga dengan menggunakan iklan di media masa atau media ekektronik. Agar para orang tua lebih memperhatikan anak anaknya. Hal seperti itu akan jauh bermanfaat menurut hemat saya. Karna kejahatan besar bukan hanya narkotika saja. Misal perang terhadap narkoba kalian berhasil membuat Indonesia bebas narkoba. Maka anak yang terselamatkan bisa putar haluan menjadi kejahatan yang lain perti terrorist atau geng motor atau bisa juga menjadi koruptor. Tapi dengan cara memberikan penyuluhan terhadap orang tua bisa membuat anak bebas dan tidak dari  kejahatan narkoba saja. karna orang tua memberikan perhatian yang lebih. Sehingga orang tua bisa menjadi gerbang awal pertahanan  dalam menjaga anak anak bangsa ini. Dari pada perang yang saat ini pemerintah dan kalian lakukan. Sudah ditunggangi dengan oknum yang mencari rupiah dengan membodohi kalian. Contoh : * Dengan merehabilitasi para Bandar narkoba. UU no. 35 ttg narkotika sebenarnya bertujuan mulia. Yaitu demi menolong kami dan menyembuhkan kami dari ketergantungan kami akan narkoba. Tetapi sangat disayangkan pada pelaksanaannya malah diperjual belikan oleh oknum biadab yang menjual nyawa kami dengan uang rupiah. Karna harga rehab saat ini sangat fantastis yaitu sekitar 600 juta an. Dan bisa ditebak dong dong dong dongo. Yang punya uang sebanyak itu bukan lah kami para pecandu. Tetapi para bandarlah yang ingin cepat bebas.. *) Dan menghukum mati para kurir-kurirnya. Adilkah?. Dia kurir. Fakta : Kurir biasanya diambil dari pinggiran Jakarta dengan pendidikan yang rendah dan dalam keadaan ekonomi yang terpepet. Masih ingat salah satu yang dieksekusi dari 6 orang itu yang orang sunda?. Apakah anda lihat tempat dia berasal?. Apakah anda lihat keluarganya berkecukupan dari hasil dia menjadi kurir?. Apakah anda lihat dia hidup penuh kemewahan dari hasil jadi kurir?. Apakah adil dia dihukum mati?. Apakah anda tau jika warga yang hidup didesa adalah orang orang yang dilupakan oleh negara ini? Pernah anda berfikir jika keadaan yang dilupkan itu menjadikan mereka orang Yang miskin dan sulit? Apakah anda prnah mengkira kira atau jika dirumah itu adiknya menangis karna lapar? Yang akhirnya rani bekerja menjadi kurir. Yang penting bagi rani adalah bisa mempertahankan kehidupan Adik adiknya. Karna mempertahankan kehidupan jauh lebih mulia dari pada kalian yang merampasnya. . *) kemudian terakhir mengkriminalisasikan lalu menangkap dan menyiksa mati para korban Penyalah-Gunaan narkotika. Lebih efektif dengan cara memberi kesadaran para orang tua tentang mendidik anak anak mereka sebagai gerbang pertama antisipsi masuknya narkoba dalam rumah mereka. Disamping itu banyak pula manfaat yang lain jika orang tua memberi perhatian yang lebih kepada anak  mereka. Karna kejahatan bukan hanya narkoba semata masih banyak kejahatan lain yang ga kalah dari narkoba seperti terrorist dan menjadi begal dan tau rampok rakyat miskin(koruptor). Silahkan pilih mau berperang dengan cara apa? Cara damai yaitu penyuluhan kekeluarga atau dengan cara extreme dan radikal yang menimbulkan korban jiwa melayang?? Karna narkoba ga akan mungkin bisa hilang dari bumi pertiwi. Sama halnya dengan koruptor. Sebab mencari uang dengan jumlah besar dan waktu singkat  dinegeri ini hanya ada 2 cara. Yaitu korupsi dan bandar narkoba. Jika yang beruntung mendapat tempat basah mungkin dia bisa korupsi. Tetapi bagi mereka ditempat kering lalu ada narkoba dengan harga jual tinggi dan banyak peminatnya maka lebih baik dijual kembali hasil tangkapan kemarin dari pada sia sia dimusnahkan. Itulah sebabnya menghukum mati bukan cara terbaik karna terbukti masih ada aja ditangkap narkoba dalam jumlah fantastis lebih banyak dari tangkapan kemarin. Menjadi lingkaran syetan-(public secret). Karna perang terhadap narkoba yang salah maksud dan sasaran telah mengakibat ribuan dari para pecandu yang mati. kan banyak  korban juga yang dihukum padahal mereka yang sebenarnya hanyalah pemakai atau korban kejahatan narkotika. Wassalam Hadi Junaedi, S.Kom, M.Si. Aktivis Ham dan kemanusian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H