Sragen (22/7/2023) - Pengetahuan mengenai ilmu ergonomi masih minim diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya penerapan ilmu K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) tersebut menjadi penting karena berdampak pada kesehatan tubuh khususnya pada akibat dari aktivitas yang tidak dilakukan dengan baik dan benar akan berakibat pada penyakit yang akan dirasakan di kemudian hari.
Desa Jatitengah yang terletak di Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen memiliki mata pencahariaan sebagian besar petani yang bergantung hidupnya pada hasil bumi. Kebanyakan dari petani tersebut berusia dari 40-70 tahun dan rata-rata merupakan orang tua yang bekerja sebagai petani. Dikarenakan usia yang semakin berumur tersebut rentan para petani akan terdampak berbagai penyakit akibat kerja, terutama pada postur tubuh mereka yang mengalami perubahan bentuk, sakit atau pegal yang berlebihan, dan penyakit postur tubuh lainnya. Selain itu, risiko akibat postur kerja tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya MSDs (Musculoskeletal Disorders) atau penyakit yang disebabkan oleh cidera pada otot atau ligamen manusia. Dengan adanya permasalahan tersebut, Aldibro Rizlan Widyanov selaku mahasiswa  KKN Tim II Universitas Diponegoro, Prodi Teknik Industri menjadikan potensi tersebut untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbaikan postur kerja terhadap para Petani di Desa Jatitengah
Peneliti melakukan pengamatan di lapangan terlebih dahulu mengenai petani-petani yang bekerja di ladang atau sawah dengan mengamati bagaimana petani bekerja seperti melakukan kegiatan menanam, mencangkul, membawa beban/karung, dll. Setelah mengamati perilaku atau aktivitas yang tidak sesuai kaidah K3 tersebut, peneliti kemudian melakukan rancangan metode penelitian yang akan dilakukan nantinya. Dengan menggunakan instrumen penelitian kuisioner NBM (Nordic Body Map) yang mampu untuk mengetahui berbagai keluhan yang dirasakan responden dari ujung kepala hingga kaki, dapat membantu peneliti untuk mengetahui bagian tubuh mana yang paling dirasakan oleh petani hingga dapat dianalisis lebih lanjut. Berikut merupakan rangkuman dari hasil kuisioner NBM yang telah dilakukan wawancara terhadap petani di Desa Jatitengah:
Setelah melakukan uji statitistik (uji normalitas) dapat diketahui bahwa hasil data dari kuisioner NBM berdistribusi normal dan dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa keluhan yang paling banyak dirasakan sakit oleh responden terdapat pada bagian tubuh pinggang, lutut, pergelangan kaki, dan punggung. Untuk melakukan analisis lebih lanjut, peneliti menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment). Metode ini dapat menilai seberapa parah postur tubuh petani yang nantinya dapat diberikan rekomendasi perbaikan yang sesuai. Aktivitas yang dinilai antara lain pada proses menanam, proses mengangkat, proses membawa, dan proses mencangkul. Berikut merupakan hasil dari penilaian REBA dari aktivitas yang telah disebutkan:
Dari gambar di atas, pada proses menanam, mengangkat, dan mencangkul memiliki level risiko Tinggi dan tindakan perbaikan Segera sehingga proses perbaikan yang dapat mencegah dari adanya risiko terjadinya penyakit MSDs. Tindakan perbaikan diantaranya terbagi menjadi 4 tahapan, yaitu tahap persiapan, mengangkat, membawa, dan meletakkan. Tahap Persiapan yaitu mengenai rencana untuk mempertimbangkan seberapa berat muatannya, perlukah menggunakan alat bantu atau peralatan safety, dan apakah diperlukan orang lain yang dapat membantu. Tahap Mengangkat mengenai letak beban yang sedekat mungkin dengan badan, menjaga siku dan lengan dekat dengan badan, menjada punggung lurus, tidak memutar tangan, dan bertekuk pada lutut, bukan pada pinggang. Sedangkan pada Tahap Membawa mengenai larangan untuk memutar pinggang dan mengggunakan kaki untuk memutar tubuh, serta ketika merasa lelah, lakukan istirahat sejenak. Kemudian, untuk Tahapan Meletakkan mengenai langkah yang sama seperti mengangkat barang, namun dengan cara sebaliknya, menekuk pada lutut, bukan pada pinggang, tetap menjaga kepala ke atas, mengencangkan otot perut, dan jangan memutar tubuh.
Setelah penelitian dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah melakukan seminar dari hasil penelitian tersebut dengan para petani Jatitengah yang bertepatan dengan Rapat Rutin di RT 10 Desa Jatitengah. Kegiatan diawali dengan menceritakan latar belakang atau permasalahan yang terjadi, kemudian memaparkan metode penelitian dan hasil yang telah didapatkan dan rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan kepada para Petani Desa Jatitengah. Berikut merupakan dokumentasi dari kegiatan seminar Desa Jatitengah:
Kegiatan seminar hasil penelitian tersebut dilaksanakan secara tertib dan mendapat respon antusias dari para Petani, sehingga apa yang tersampaikan dapat diterima dengan baik dan harapannya adalah postur kerja yang selama ini dilakukan masih salah dapat segera diperbaiki dan mencegah adanya risiko terjadinya penyakit MSDs (Musculoskeletal Disorders).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H