Mohon tunggu...
Aldi Arizalul Zaki
Aldi Arizalul Zaki Mohon Tunggu... Lainnya - Saya baru saja lulus dari sekolah dan posisi saya saat ini sedang dalam masa transisi menuju dunia perkuliahan

Saya seorang remaja laki laki yang sedang mencari penghidupan yang layak, saya memiliki beberapa hobi dimulai dari yang sering saya tekuni sampai yang terkadang saya tekuni, diantaranya: Menggambar, Membaca, Menulis Jurnal, dan Menghafal Alquran. Saya kadang juga sering membaca manga dan selalu bernimpi supaya bisa menbuat manga suatu hari nanti.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menaklukkan Hal Irasional yang Kerap Kali Menggerogoti Diri Kita

8 Juni 2023   13:58 Diperbarui: 8 Juni 2023   19:46 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Terkadang, tanpa kita sadari, ada beberapa hal yang sering luput dari perhatian kita, bahkan menjadi kebiasaan yang berdampak negatif pada diri kita sendiri. Hal-hal irasional ini bisa merongrong kebijaksanaan dan mempengaruhi kualitas hidup kita. Dua di antaranya adalah kecenderungan untuk mengeluh secara berlebihan dan merasa iri hati terhadap kebahagiaan orang lain.


1. Mengeluh
Mengeluh adalah kebiasaan yang mudah terjadi ketika kita menghadapi kesulitan atau merasa tidak puas dengan situasi hidup. Namun, dalam realitasnya, dunia tidak selalu berjalan sesuai keinginan kita. Jika semua orang selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan, dunia akan menjadi kacau.

Mengeluh tidak akan mengubah apa pun, bahkan dapat mengganggu hubungan dengan orang di sekitar kita. Jadi, alih-alih mengeluh, kita perlu mengubah penilaian kita terhadap kejadian yang terjadi. 

Sebenarnya, masalah yang kita hadapi hanya sekitar 10% dari keseluruhan, sementara 90% sisanya adalah bagaimana kita merespons dan bersikap terhadap masalah tersebut.

Fokuslah pada sikap yang kita tunjukkan. Kita dapat melihat aspek positif dari situasi yang sulit atau menggunakan itu sebagai latihan untuk menguji ketahanan dan keutamaan yang ada dalam diri kita. 

Lebih penting lagi, kita harus bersyukur dan bahagia atas segala hal yang terjadi dalam hidup kita, karena itu ada dalam kendali kita sendiri, bukan di luar diri kita. Kita mungkin tidak dapat mengubah apa yang terjadi pada kita, tetapi kita dapat mengubah sikap kita terhadap kejadian tersebut.

2. Iri Hati
Selain mengeluh, iri hati juga bisa menjadi virus yang merusak hati kita. Merasa tidak senang melihat orang lain bahagia atau bahkan merasa senang ketika mereka mengalami kesulitan, adalah tanda-tanda iri hati yang mengerikan. Namun, kehidupan yang bermanfaat dan sukses bukanlah tentang apa yang kita dapatkan, tetapi tentang manfaat yang kita berikan kepada orang lain dan kerendahan hati kita dalam masyarakat.

Jika kita terus merasa iri hati, hal ini akan berdampak pada rasa rendah diri dan merasa tidak berguna. Bahkan lebih buruk lagi, kita mungkin tidak menyadari bahwa perilaku tersebut dapat merugikan orang lain. Menghabiskan waktu untuk memupuk kebencian dan iri hati adalah pemborosan waktu dan menunjukkan ketidakproduktifan dalam hidup kita. 

Sebaliknya, kita harus mengalihkan waktu dan energi kita untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dan produktif. Melihat kebahagiaan orang lain sebagai sumber inspirasi untuk melakukan kebaikan dan merasa senang atasnya, serta melihat apa yang menimpa diri kita maupun orang lain sebagai pelajaran dan hikmah bagi kita sendiri.

Dalam perjalanan hidup, kita akan menemui banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan kita. Namun, dengan mengatasi kecenderungan mengeluh berlebihan dan iri hati, kita dapat meraih kesejahteraan dan kedamaian diri. Melalui perubahan sikap dan perspektif kita terhadap kehidupan, kita dapat menghadapi tantangan dengan bijaksana, menghargai kebahagiaan orang lain, dan mengambil hikmah dari segala hal yang terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun