Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro (Undip) Semarang belum lama ini melakukan sosialisasi secara door-to-door di Desa Bandarpugung, Kabupaten Pesisir Barat mengenai cara membuat ecobrick. Jadi, ecobrick merupakan  botol berisi sampah yang dipadatkan. Sampah tersebut berasal dari Bank Sampah Desa.
Aldianza Fatria , mahasiswa FISIP Undip Undip  mengatakan ecobrick bisa menajdi solusi penanganan sampah sekaligus dapat menjadi opsi untuk menambah pendapatan masyarakat di Desa Bandarpugung.
Menurut dia, botol-botol yang sudah terisi sampah dapat dimanfaaatkan untuk diubah ke bentuk lain, pembuatan botol ecobrick juga dapat dilakukan ketika waktu senggang. pembuatan ecobrick dapat digunakan utnuk menambah penghasilan. Ecobrick dapat disusun menjadi kursi, meja atau aksesoris yang bernilai ekonomis, untuk satu botol yang ukuran 600ml dapat dijual dengan harga 10-15ribu rupiah di e-commerceÂ
"Diharapkan melalui materi mengenai E-commerce dapat mendorong masyarakat menggunakan platform toko online, khususnya untuk memasarkan produk Ecobrick " ujarnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H