Kita semua pernah merasakan kebahagiaan ketika berhasil membantu orang lain. Rasa puas dan tenang yang menyertai tindakan kebaikan tersebut adalah anugerah yang tak ternilai harganya. Namun, tahukah Anda bahwa kebaikan yang kita sebar akan kembali kepada kita dalam bentuk yang berbeda? QS. Al-Baqarah ayat 261 memberikan kita sebuah perumpamaan yang sangat indah tentang infak. Ayat ini menggambarkan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang ditanam di tanah subur. Biji kecil itu kemudian tumbuh menjadi tanaman yang lebat dan menghasilkan buah yang sangat banyak. Perumpamaan ini mengajarkan kita bahwa infak, sekecil apapun jumlahnya, akan tumbuh menjadi pahala yang sangat besar di sisi Allah SWT.
Dalam Islam, "infak" adalah istilah yang mengacu pada harta yang diberikan atau digunakan untuk tujuan sosial dan keagamaan. "Anfaqa", yang berarti membelanjakan atau mengeluarkan sesuatu untuk kepentingan tertentu, adalah asal dari istilah "infak". Dalam istilah Islam, infak adalah pengeluaran harta di jalan Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Ini mencakup segala jenis pengeluaran harta yang dilakukan dengan niat ikhlas, baik itu wajib maupun sunnah.
Dalam konteks syariat, infak merupakan tindakan sukarela yang dilakukan oleh individu untuk membantu sesama, terutama mereka yang membutuhkan, tanpa adanya batasan jumlah atau waktu tertentu.
Infak berbeda dengan zakat, yang merupakan kewajiban dan memiliki ketentuan tertentu mengenai nisab (jumlah minimum) dan haul (masa kepemilikan). Infak tidak terikat pada syarat-syarat tersebut, sehingga dapat dilakukan kapan saja dan dalam jumlah berapa pun sesuai kemampuan individu. Infak juga mencakup berbagai bentuk pengeluaran, baik untuk keperluan pribadi maupun untuk kepentingan umum, seperti pembangunan masjid, sekolah, atau bantuan kepada orang-orang yang kurang mampu.
Manfaat Infak di Dunia
Meskipun tujuan utama infak adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, infak juga memiliki manfaat di dunia ini. Pertama, infak membantu menciptakan rasa solidaritas dan kebersamaan sosial. Dengan berbagi harta, kita dapat meringankan beban orang yang kesulitan dan menciptakan lingkungan yang saling peduli.
Kedua, infak membersihkan harta kita. Dalam Islam, sebagian harta yang kita miliki adalah hak orang lain, jadi dengan berinfak, kita menjaga harta kita tetap bersih dari sifat tamak dan serakah
Ketiga, kita mungkin lebih bahagia jika kita memberikan infak. Berbagi dengan orang lain meningkatkan rasa terima kasih dan kebahagiaan, yang tidak dapat diperoleh hanya dengan memperoleh kekayaan. Bahkan penelitian kontemporer menunjukkan bahwa memberikan bantuan kepada orang lain dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesehatan mental.
Keempat, infak juga membantu membangun ekonomi yang lebih adil dan sehat. Kita dapat mengurangi ketimpangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membagi kekayaan secara merata melalui infak.
Dalil tentang Infak
Allah SWT berfirman:
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 261)
