Malang – Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Bhaktiku Negeri (PMM) merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa/i untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat, dimana kegiatan intrakurikuler ini menjadi perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, Salah satunya, kegiatan PMM yang dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di tengah pandemi COVID-19 saat ini, tepatnya di Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Mahasiswa PMM UMM Bhaktiku Negeri di Desa Bocek telah menyiapkan program kerja unggulan yang bertujuan untuk mengelolah sampah plastik yang akan menjadi sumber penghasilan alternatif desa, Program kerja non unggulan berisikan mencegah adanya penyebaran COVID-19 di daerah setempat dan Bimbingan belajar dengan anak- anak Desa Bocek. Selain itu, mereka juga menyiapkan program kerja harian berisikan sejumlah informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat luar, seperti halnya potensi-potensi yang dimiliki Desa Bocek.
Sampah Plastik menjadi permasalahan lingkungan secara global dari masa ke masa, Sampah plastik tidak mudah terurai oleh tanah, sehingga memerlukan waktu ratusan tahun untuk plastik akan terurai. Limbah plastik yang menumpuk seperti bukit sampah menimbulkan bau yang tidak sedap dan mencemari lingkungan. Sampah akan terus bertambah diirnginya pertambahan penduduk dan keadaan ekonomi masyarakat desa.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktimu Negeri yang di damping oleh Faris Rizal Andardi,S.T.,M.T. Sebagai Dosen Pembimbing Lapangan Mahasiswa PMM Bhaktimu negeri Universitas Muhammadiyah Malang Kelompok 5 Gelombang 4 . Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang melakukan kegiatan PMM Bhaktimu Negeri di Desa Bocek tersebut dengan membawa tema “Pengelolahan Sampah” bertujuan membantu Desa untuk memecahkan masalah pengelolahan sampah yang ada di Desa Bocek agar tidak selalu di timbun setiap tahunnya. Dalam upaya mengurangi sampah plastik yang di buang oleh masyarakat PMM kelompok 5 gelombang 4 mencetuskan inovasi pengelolahan sampah yang akan menjadi sumber penghasilan altiernativ desa, dengan membuat produk berupa Biogas .
Hari Jum’at, 2 April 2021 lalu, Muhammad Alfareza Alamsyah dan Amirul Ahmad Ali bertanya pada kepala dusun krajan, mendapatkan informasi bahwa warga sempat membuat biogas dari kotoran sapi,namun tidak dilanjutkan karena polusi udaranya sangat meresahkan bagi warga sekitar, sehingga pengelolahan biogas dari kotoran sapi kami hentikan karena desakan warga yang merasakan resah terhadap bau kotoran sapi. “Kami juga mencari informasi lain tentang pengelolahan biogas bersumber yang alami dan tak menghasilkan bau namun sumber daya manusia kami tidak memadai”, ujar kepala dusun krajan, Desa Bocek.
Setelah mendapatkan informasi dari kepala dusun krajan Mahasiswa PMM UMM kelompok 5 gelombang 4 memberikan solusi dari masalah pengelolahan sampah plastik yang ada di Desa Bocek dengan cara membuatkan alat pirolysis untuk mengurangi sampah plastik dengan hasil produk yang berupa Biogas yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Bocek. Sehingga mendapatkan hasil biogas yang ramah lingkungan dengan menyuling asap hasil pembakaran sampah dari alat yang kami buat .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H