Sebagaimana judul novel, Andrea nampaknya ingin mengungkapkan terima kasih yang tak terhenti kepada pada guru atas segala dedikasi melalui profesi dimanapun berada.Â
Guru yang begitu mulia, tulus, mengabdi untuk negeri, dan memiliki rasa empati yang tinggi, sekaligus mengerti bahwa siapapun berhak mendapatkan pendidikan. Seperti anak dan ibu, guru dan murid akan selalu menjadi guru dan murid, meskipun guru itu tak lagi mengajarnya (Guru Aini, 234).
Novel ini bukan hanya perlu dinikmati oleh para guru, namun juga para mereka yang merasa dirinya tidak berbakat dalam matematika, dan takut terhadapnya, apalagi sampai menjadikannya sebagai hantu dan momok dalam pelajaran. Siapa saja memiliki kesempatan yang sama dalam menguasai ilmu matematika karena kemahiran dalam matematika bukan sesuatu yang dilahirkan melainkan dibentuk.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI