seperti sudah rame diberitakan di banyak media termasuk di kanal bola kompasiana ini bahwa pssi kembali mendapat 'surat cinta' lagi dari fifa.. sebenarnya pssi dapet surat begini sudah biasa om, udah sering kalau kita mengikuti kisruh pssi sejak tahun 2010 s/d 2013 yg lalu.. tapi kali ini isi suratnya sedikit berbeda, karena fifa sepertinya tersinggung berat dengan apa yg sdh dilakukan oleh menpora kita.. ehehe..
tetapi kenapa kalau fifa tersinggung dengan menpora kok malah pssi yg dikirimin surat? itu karena fifa memang konsisten dan selalu memegang teguh aturannya sendiri.. fifa mana mungkin akan marah2 apalagi sampai berani mengancam sebuah negara yg berdaulat spti indonesia.. memangnya fifa itu negara mana? karena fifa bukanlah sebuah negara maka yg bisa mrka lakukan adalah mengancam anggotanya sendiri dalam hal ini pssi..
jadi ini mungkin bisa menjadi penjelasan atas pernyataan menpora di media kenapa kok fifa tidak berkirim surat langsung kepadanya tetapi hanya kepada pssi.. "Itu ternyata surat dari Sekjen FIFA ke Pelaksana Sekjen PSSI, jadi bukan ke menteri. Saya mintanya langsung ke menteri. Kita ini negara, masa dikirim tembusan-tembusan seperti itu," ujar Menpora di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (6/5/2015). (sumber)
dalam suratnya, fifa dengan jelas meminta kepada pssi sebagai anggota resmi fifa untuk memberi tahukan kepada menpora, imam nahrowi bahwa apa yg beliau lakukan itu telah mengakibatkan pssi melanggar aturan organisasi yg biasa disebut sebagai statuta fifa.. "Tolong diinformasikan, jika tidak dibatalkan sampai 29 Mei, bahwa langkah Menpora dan/atau KONI menempatkan Indonesia dalam pelanggaran pasal 13 dan 17 Statuta FIFA," bunyi salah satu paragraf surat FIFA yang ditandatangani Jerome Valcke. (sumber)
jadi sebetulnya yg disanksi oleh fifa itu bukan pemerintah indonesia karena memang fifa gak ada hubungan apa2 dengan pemerintahan sebuah negara, yg bisa mrka lakukan adalah memberi sanksi kepada pssi sebagai anggota fifa.. cuma sanksi fifa itu sama saja akibatnya bahwa sepakbola indonesia gak bakal bisa kemana2 lagi.. ehehe..
tetapi menpora sudah berjanji bahwa nanti akan berkirim surat atau mengutus tim khusus kepada fifa untuk menjelaskan persoalan tersebut, bahkan menpora yakin sekali kalau fifa sudah mendengarkan penjelasan dari dirinya, fifa tidak akan menjatuhkan sanksi kepada indonesia..
"Saya masih yakin FIFA tak memberikan sanksi. Kami pasti akan mengirimkan surat lagi atau mengirim orang-orang kami untuk menjelaskan secara detail, termasuk temuan Tim sembilan. Agar FIFA jangan hanya melihat laporan dari PSSI," (sumber)
benarkah akan seperti itu? apa iya kalau nanti menpora beri penjelasan kepada fifa, terus fifa akan membiarkan saja intervensi yg sudah dilakukan oleh pemerintah indonesia terhadap anggotanya.. untuk bisa menjawabnya tentu kita harus tahu dulu spti apa sih organisasi yg bernama fifa itu sebenarnya.. hehe..
kita pasti tau bahwa fifa itu adalah organisasi sepakbola terbesar di dunia, bahkan mungkin satu2nya organisasi sepakbola di dunia ini yg aturannya berlaku dan diakui secara universal.. bayangkan, anggota fifa itu lebih besar daripada anggota pbb, pertama kali dibentuk di Perancis pada tanggal 21 Mei 1904, Jumlah anggota FIFA lebih banyak ketimbang PBB.. FIFA, yang menyebut dirinya sebagai “United Nations of Football”, memiliki anggota sebanyak 208 negara. Sedangkan PBB hanya 192 negara (sumber).. ckckck...
fifa bisa menjadi sebesar skrg ini, karena organisasi itu mampu menjaga independensinya sampai saat ini, pernahkah kita mendengar ada sebuah negara yg bisa membekukan fifa apalagi sampai berniat untuk mengambil alihnya.. hehe.. rasanya tidak ada satupun negara yg mampu melakukan itu, coba bayangkan seandainya fifa tidak bisa independen.. tentu nasibnya akan sama spti pssi yg sekarang ini bisa dibekukan dan akan diambil oleh tim transisi bentukan menpora.. betul atau tidak?
tetapi independensi yg diinginkan oleh fifa itu bukan berarti menafikan atau mengabaikan peranan pihak ketiga dalam hal ini pemerintah sebuah negara.. Presiden FIFA Sepp Blatter dalam sambutannya dalam kongres konfederasi sepakbola Asia (AFC) di Manama, Bahrain, pada akhir April lalu juga menegaskan perlunya sinergi antara federasi dan pemerintah dalam mengembangkan sepakbola, tanpa harus menabrak aturan yang berlaku.