selamat om2 smua.. sedikit agak kaget dengan tampilan baru kompasiana hari ini.. keterkejutan saya bertambah ketika membaca dari berita di tvone kalau presiden fifa mr. sepp blatter akhirnya memilih mundur dari jabatannya malam ini.. ckckckc.. jelas ini berita yg sangan mengejutkan, karena sepp blatter belum satu minggu menduduki jabatan tertinggi di organisasi sepakbola dunia tersebut.. kalau memang mau mundur, kenapa tidak pada saat pemilihan presiden fifa, karena sejak pejabat2 tinggi fifa ditangkap karena kasus korupsi, tekanan kepada beliau sudah terjadi sejak saat itu.. tapi ya, itulah kalau orang yg sudah tua cara berfikirnya kadang2 suka lelet jg.. ehehe..
tapi okelah, karena opa blatter sudah memutuskan mundur, jadinya fifa harus memikirkan untuk menyelenggarakan klb buat memilih presiden yg baru.. waktunya kapan? katanya sih masih belum diputuskan, termasuk jg siapa saja calon2nya nanti.. apakah saingan opa blatter di pemilihan tempo hari yaitu prince ali akan maju lagi dan mendapat dukungan yg lebih besar.. kita lihat saja nanti..
disini saya hanya ingin menyoroti perbedaan atas apa yg terjadi di fifa sana dengan kondisi pssi kita saat ini.. sungguh saya sedih dengan kondisi pssi saat ini, sebagai akibat tindakan pembekuan oleh menpora, sepakbola kita menjadi kacau balau spti sekarang ini.. kompetisi terhenti, sepakbola spti mati suri, klub2 tidak punya kegiatan, pemain pun sudah banyak yg berfikir untuk beralih profesi.. tentu saja, niat menpora yg didukung presiden untuk membenahi sepakbola masih kita nantikan..
cuma satu hal yg sampai sekarang tidak saya temukan jawabannya adalah, kenapa jika niatnya ingin membersihkan sepakbola kita dari mafia harus dengan jalan membekukan pssi.. jika fifa saja yg kondisinya lebih buruh dari pssi, masih bisa mengatur organisasinya sendiri, kenapa ini tidak berlaku buat pssi.. saya meyakini, ketidaksukaan menpora terhadap pengurus pssi yg sekarang inilah jawabannya kenapa pssi tidak spti fifa nasibnya..
seandainya saja, mafia ditubuh pssi bisa dibuktikan dan bisa ditangkap spti yg terjadi di fifa.. tentu tidak sulit bagi pemerintah melakukan pembersihan di organisasi pssi termasuk mengganti pengurus yg berkuasa sekarang ini.. masak sih organisasi sebesar fifa saja bisa diungkap ke publik siapa mafianya, kenapa organisasi spti pssi sampai sekarang kita belum bisa telusuri siapa mafianya.. apakah ini tidak aneh.. sebetulnya mafia di pssi itu beneran ada atau tidak sih..
karena kalau orang spti sepp blatter yg berkuasa selama 20 tahun lebih di fifa saja bisa disingkirkan karena tidak kuat menanggung tekanan publik sebagai akibat tidak mampu menjaga organisasinya dari mafia.. tentu tidaklah sulit kalau hanya ingin menyingkirkan orang spti la nyalla matalitti.. asalkan, temukan dulu dan ungkap ke publik siapa mafianya di pssi yg selalu kita gembar gemborkan selama ini.. kalau cuma katanya katanya dan hanya berdasar cerita orang saja tanpa bisa dibuktikan ke publik.. mohon maaf saja, itu sama saja kalau mafia sebenarnya adalah kita smua yg telah membiarkan sepakbola kita kacau balau spti ini.. bagaimana kita mau ngomong soal prestasi dan pembenahan sepakbola, kalau kompetisi tidak ada kemudian terkena sanksi fifa pula.. betul atau tidak..
salam..
aldi doank
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H