Selain itu, aktivitas manufaktur Indonesia terus menunjukkan tren ekspansif. Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di level 50,7 pada Juni 2024, menandakan peningkatan aktivitas industri yang konsisten selama 34 bulan berturut-turut. Pertumbuhan ini didorong oleh tingkat output dan permintaan pasar yang tetap tinggi.
Namun, meskipun pencapaian ini patut diapresiasi, tantangan tetap ada. Ketimpangan wilayah masih menjadi masalah yang signifikan, terutama di daerah tertinggal seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur. Infrastruktur yang tidak memadai, keterbatasan akses pendidikan, dan layanan kesehatan menjadi hambatan utama bagi masyarakat di wilayah ini untuk keluar dari kemiskinan.
Kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat diperlukan untuk memastikan bahwa pencapaian ini berkelanjutan. Investasi dalam infrastruktur dasar, pendidikan, dan kesehatan di daerah tertinggal harus menjadi prioritas utama. Selain itu, redistribusi pendapatan melalui kebijakan pajak progresif dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan merata.
Untuk mendukung kesinambungan keberhasilan ini, pengembangan wilayah secara komprehensif juga perlu menjadi perhatian utama. Fokus pada penguatan sumber daya manusia, melalui akses pendidikan yang berkualitas dan layanan kesehatan yang memadai, adalah langkah penting. Di sisi lain, pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas dapat membantu mendorong peningkatan kesejahteraan di tingkat lokal. Langkah ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan rasa tanggung jawab bersama dalam masyarakat.
Dengan langkah-langkah yang tepat dan komitmen yang kuat dari semua pihak, Indonesia memiliki peluang besar untuk terus melangkah maju dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan secara menyeluruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H