Dusun kecil dipulau seram bersimpang Bemo-werinama  yang dikenal dengan sebutan manis dusun Nayaba ,dusun ini dulunya menganut agama kristiani dan tidak menganut agama sama sekali. Berjalannya zaman dalam posisi terdalam dusun ini mulai memeluk agama Islam sejak tahun 2000, Masyarakat ini dulunya bertahan sistem kehidupan Nomaden (Berpindah-pindah tempat untuk bertahan hidupnya),karna memeluk agama Islam yang tetap pada dusun ini Nomaden atau kehidupan seperti berpindah tempat itu tidak berlanjut.
Masyarakat Dusun Nayaba tidak mengenal yang namanya moderen atau zaman sehingga negara Kesatuan Republik Indonesia sendiri mereka tidak tahu sama sekali ada perbincangan sedih saya bersama orang tua dusun NayabaÂ
Saya bertanya singkat pada orang tua itu dengan senyum lebar ''Bapak,sekarang bapak berada di Negara  mana ?  Saya bertanya dengan segala senyum, bapak menjawab dengan mimik bingung pandangan kosong katong samua punya negara itu, punya nama Negara Werinama (dengan percaya diri bapak menjawab) senyum yang dulu tadi lebar saya merasa sedih dengan jawaban bapak tadi (Pak sekarang ini kita berada di Negara Indonesi,bapak nampak hanya nenggeleng kepala iya, iya.sedih bergurai perasaan,tak sehelai apapun aku tak sanggup melihat kekosongan pada jantung-jantung manusia dan akal kosong. Saya sendiri bertanya pada diri kapankah Seluruh Indonesia dan saudara-saudara di Nayaba senyum dan bahagia ingin bermimpi.
Masyarakat Dusun Nayaba menjawab kami tak punga listrik kami tak punya uang kami murni dari korupsi mungkin,kami hanya makan jagung, ubi, pisang dan hasil bertanam kami,setelah kami memakai jilbab dan peci hinggah baju payama dan pakayan muslimah lainnya kami benar senyum selebar kali bobot di Bemo,kami jauh dari jangkauan yang modern.
Dusun Nayaba tempat mereka-mereka menanam hasil untuk makan dan bertahan hidup,mereka tak lagi sibuk dengan yang namanya zaman mereka tak mengenal padi, susu dan keju hanya ubi-ubi dan jagung, pisang untuk keseharian kami.Â
Bermpimpi dan apapun Tentang masa depan mereka-mereka tandus,sebab pendidikan dan kesehatan mereke tak pernah disentuh.
Nayaba ingin senyum, Nayaba ingin bermimpi,Nayaba ingin menjadi anak sekolah yang punya cita-cita,Nayaba ingin dirawat hingga Senyum, Nayaba ingin berjilbab seperti saudar-saudara muslim lainnya.
Indonesia kami juga indonesia,kami maluku,kami juga manusia harapan kesehatan dan pendidikan semoga adalah menjadi impian bukan hanya kenang-kenang  pedulilah kami,Kami membutuhkan senyum yang lebar,dan impian yang tinggi.Â
Jika ada satu senyum yang lebar maka peduli aku dengan lampias senyummu,mereka ada untuk bahagia maka kami ada untuk bersama dalam bersaudara.
Nayaba ingin senyum, mari berbagi senyum untuk bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H