Penjelasan Tentang Apa Itu Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis. Stunting menyebabkan anak menjadi berat badan rendah, pendek, dan kurus, serta mengganggu perkembangan kognitif dan motorik. Stunting juga dapat menyebabkan gangguan metabolik pada saat dewasa, yang dapat meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain-lain. Penyebab stunting utama adalah kurangnya asupan gizi yang diperoleh oleh balita sejak awal masa emas kehidupan pertama, dimulai dari dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir. Stunting juga dapat disebabkan oleh infeksi berulang dan faktor sosio-ekonomi, seperti kemiskinan. Untuk mencegah stunting, perlu dilakukan perhatian terhadap asupan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, pola makan dengan mengonsumsi jenis makanan beragam dan seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, pemantauan tumbuh kembang, dan gaya hidup bersih dan sehat.
Di Indonesia, setiap tahunnya menunjukkan kondisi gagal tumbuh pada anak balita berusia di bawah lima tahun. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, yang dapat terjadi sejak bayi masih dalam kandungan hingga masa awal setelah bayi lahir. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30,8 persen, yang masih di atas rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu kurang dari 20 persen. Pada akhir tahun 2021, Kementerian Kesehatan merilis data hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menunjukkan prevalensi stunting sebesar 21,6 persen. Meski terjadi penurunan jika dibandingkan dengan angka prevalensi stunting Indonesia tahun 2019, namun masih ada beberapa provinsi yang berkasus stunting tinggi. Pemerintah Indonesia menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.
Bagaimana Cara Mengatasi Stunting?
Program pencegahan stunting di Indonesia meliputi berbagai intervensi yang terintegrasi dan fokus pada dua intervensi utama, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik berhubungan langsung dengan kesehatan, seperti asupan makanan. Kemudian terdapat Intervensi sensitif tidak langsung terhubung dengan kesehatan, seperti pelayanan gizi dan kesehatan. Secara lebih jelasnya lagi, terdapat program yang dapat membantu mengatasi stunting dengan beberapa upaya lainnya, seperti:
- Meningkatkan asupan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil dan ibu menyusui.
- Memperhatikan pola makan dengan mengonsumsi jenis makanan beragam dan seimbang.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi ibu hamil, bayi, dan balita.
- Mengatasi permasalahan anak yang susah makan dengan cara memberikan variasi makanan kepada anak.
- Menjaga sanitasi lingkungan tempat tinggal yang baik bagi keluarga.
- Memberikan edukasi dan penyuluhan bagi ibu hamil dan menyusui terkait stunting, pola asuh yang baik untuk mencegah stunting, serta mendorong para ibu untuk senantiasa mencari informasi terkait asupan gizi.
- Melakukan vaksinasi lengkap semenjak bayi lahir sesuai dengan anjuran dan himbauan IDAI.
- Meningkatkan asupan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil dan ibu menyusui.
- Memperhatikan pola makan dengan mengonsumsi jenis makanan beragam dan seimbang.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi ibu hamil, bayi, dan balita.
- Mengatasi permasalahan anak yang susah makan dengan cara memberikan variasi makanan kepada anak.
- Menjaga sanitasi lingkungan tempat tinggal yang baik bagi keluarga.
- Memberikan edukasi dan penyuluhan bagi ibu hamil dan menyusui terkait stunting, pola asuh yang baik untuk mencegah stunting, serta mendorong para ibu untuk senantiasa mencari informasi terkait asupan gizi.
- Melakukan vaksinasi lengkap semenjak bayi lahir sesuai dengan anjuran dan himbauan IDAI.
Program Makan Siang Gratis Sebagai Intervensi Stunting
Program Makan Siang Gratis sebagai intervensi stunting merupakan salah satu inisiatif yang diusulkan untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan makan siang dan susu gratis kepada siswa sekolah, termasuk TK, SD, SMP, SMA dan pesantren. Tujuan dari program ini adalah untuk menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada 2029. Program Makan Siang Gratis dipercaya akan efektif dalam mengatasi stunting di Indonesia, terutama ketika disertai dengan pemeriksaan kehamilan, imunisasi, promosi serta konseling menyusui dan gizi, hingga pemberian suplemen. Namun, ada yang mengatakan bahwa program ini merupakan langkah yang terlambat dalam penanganan stunting, dan stunting seharusnya dapat dicegah sejak dini dengan memfokuskan pada persiapan kesehatan bagi calon pengantin. Kebijakan ini telah diusulkan oleh calon Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan untuk mengatasi stunting di Indonesia, yang saat ini mencapai angka 21,6 persen. Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan angka stunting ke level 14 persen pada 2024.
Langkah Pencegahan Dari Stunting Dengan Program Makan Siang Gratis
Program makan siang gratis merupakan salah satu langkah yang diterapkan dalam mengatasi stunting di Indonesia. Namun, untuk keefektifannya, program ini harus disusun dengan tepat dan mengambil kira faktor-faktor lain yang menggambarkan stunting. Berikut terdapat strategi intervensi stunting dapat dilakukan dengan beberapa langkah:
- Pemberian makan siang gratis: Program ini dapat dilakukan untuk siswa mulai dari prasekolah hingga Sekolah Menengah. Pemberian makan siang gratis akan memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang baik, yang bermanfaat untuk membantu mengatasi stunting.
- Pemberian susu gratis: Susu adalah sumber gizi yang penting bagi bayi, yang dapat membantu memperkuat sistem imun dan membantu mengurangi stunting. Pemberian susu gratis dapat dilakukan untuk ibu hamil dan bayi.
- Pendampingan keluarga berisiko stunting: Pendampingan keluarga yang berisiko melahirkan bayi stunting dapat dilakukan melalui penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga berisiko stunting, dan pendampingan yang fokus dilakukan mulai pada periode remaja serta calon pengantin, pada masa kehamilan dan pada masa pascapersalinan, serta terus didampingi hingga anak berusia 5 tahun.
- Pemberian suplemen gizi: Selain makan siang dan susu gratis, pemberian suplemen gizi dapat dilakukan untuk anak-anak yang membutuhkan asupan gizi tambahan.
- Pemeriksaan kehamilan: Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan untuk ibu hamil, yang bermanfaat untuk mengidentifikasi kondisi yang dapat menyebabkan stunting.
- Imunisasi: Imunisasi dapat dilakukan untuk anak-anak, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko stunting.
- Promosi serta konseling menyusui dan gizi: Promosi serta konseling menyusui dan gizi dapat dilakukan untuk ibu hamil dan wanita yang sedang menyusui, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko stunting.
- Pemeriksaan kesehatan: Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan untuk anak-anak, yang bermanfaat untuk mengidentifikasi kondisi yang dapat menyebabkan stunting.
- Konseling gizi: Konseling gizi dapat dilakukan untuk ibu hamil dan wanita yang sedang menyusui, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko stunting.
- Penanganan akar penyebab stunting: Penanganan akar penyebab stunting, seperti kemiskinan, sanitasi buruk, dan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, dapat dilakukan melalui pengembangan infrastruktur dan program-program yang berkaitan dengan kesehatan
Â
Kaitan Perspektif Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan Program Makan Siang Sebagai Intervensi Stunting