Kerjasama ekonomi yang baik dengan China membuat Presiden China Xi Jinping girang. Indonesia berhasil membangun keseimbangan. Kerjasama ekonomi dengan China, namun melakukan latihan perang dengan Amerika serikat dalam latihan Garuda Shield. China tidak marah ke Indonesia gegara latihan garuda Shield. AS tidak marah karena kerjasama ekonomi yang kuat antara Indonesia --China.
Kunjungan ke Korea Selatan juga meningkatkan kerjasama ekonomi dan investasi berbagai bidang. Kerjasama dengan Korea Selatan dalam membangun pesawat tempur  perang sangat strategis. Dalam kerjasama jangka panjang, Korea Selatan-Indonesia akan semakin meningkat. Termasuk investasi di Ibu Kota Negara Nusantara.
Kunjungan ke Jepang juga sangat strategis. Ketika masa lalu, investasi Jepang mendominasi investasi di Indonesia. Ketika era Jokowi, investasi dan kerjasama dengan China meningkat pesat seakan menggeser dan menggusur Jepang. Kunjungan ke Jepang menegaskan bahwa Indonesia tidak meninggalkan Jepang, namun ke depan kerjasama dan investasi Jepang di Indonesia akan terus berlanjut.
Kunjungan luar negeri Presiden Jokowi diimbangi dengan intensifnya pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dengan gubernur bank sentral anggota G20 semakin mensinkronkan usaha untuk menyukseskan KTT G20 bali Nopember yang akan datang.
Pertemuan yang intensif diberbagai daerah seperti Bali, Labuan Bajo dan Jawa Barat semakin membawa dampak ekonomi kepada Indonesia. Pertemuan puncak KTT Bali Nopember 2022 diharapkan akan membawa dampak ekonomi yang dahsyat untuk Indonesia. Delegasi anggota G20 yang akan datang akan membawa keuntungan ekonomi bagi Indonesia.
Apa yang dilakukan Presiden Jokowi sebagai prsidensi G20 melalui kunjungan luar negerinya ke Jerman mengikuti pertemuan G7, Ukraina dan Rusia, ke AS untuk pertemuan ASEAN-AS, serta terakhir kunjungan ke China, Korea Selatan dan Jepang telah memperkuat posisi Indonesia sebagai presidensi G20.
Komitmen negara yang dikunjungi untuk datang dan akan menghadiri KTT G20 akan menambah keberhasilan Indonesia sebagai presidensi G20. Ini tentu menjadi momentum sejarah bagi Indonesia memimpin G20 tahun 2022 dan akan menjadi bekal untuk menjadi Ketua ASEAN 2023.
Semua upaya diplomasi Perdamaian dunia itu dilakukan berdasarkan amanat konstitusi kita yang memuat bahwa Indonesia menjaga dan memelihara ketertiban dunia dengan menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif.
Kesempatan sebagai presidensi G20 tahun 2022 telah dilakukan Presiden Jokowi, Menteri Luar Negeri, Menteri keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dengan baik. Ini telah membawa dampak ekonomi ke Indonesia melalui kehadiran negara anggota G20 dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri, menteri keuangan dan gubernur Bank Sentral negara anggota G20.
Kita berharap bahwa KTT G20 di bali pada Bulan Nopember 2022 akan berjalan sukses. Bisa merumuskan pemulihan dunia pasca Pandemi Covid 19 dengan motto, Recover Together, Recover Stronger. Diharapkan akan ada rumusan atau resolusi untuk pemulihan ekonomi dunia yang bisa dirasakan semua bangsa di dunia yang terdampak Pandemi Covid-19.
Dengan demikian posisi Indonesia sebagai presidensi G20 dapat menorehkan sejarah kebangiktan ekonomi untuk memulihkan dunia dari dampak Pandemi Covid-19. Dang paling penting, Indonesia menikmati dampak positif ekonomi dengan semua pertemuan-pertemuan setingkat menteri dan gubernur Bank sentral serta KTT G20 Bali yang akan menghadirkan kepala negara dan kepala pemerintahan negara anggota G20. Semoga.