Koalisi Gerindra-PKB itu masih ecek-ecek. Artinya masih main-main. Istilah ecek-ecek ini sangat terkenal di Medan. Pernyataan ini dilontarkan Direktur Eksekutif Lembaga Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno.
Dia menyebut tiga alasan. Pertama, penjajakan koalisi belum level ketua umum. Itu artinya dua partai ini tak bisa mengklaim sudah berkoalisi. Belum A1.
Kedua, Belum ada deklarasi resmi macam KIB. Semua masih serba mengambang, cair dan bahkan cenderung normatif.
Ketiga, yang agresif ke publik Cuma PKB sepihak seakan koalisi ini 1000 % terbentuk. Padahal politisi Gerindra terkesan datar-datar saja.
Politisi Gerindra dan PKB membantah pernyataam tersebut. Ketua Harian partai Gerindra  Sufmi Dasco Ahmad menyatakan, "Menanggapi pernyataan beraneka ragam tentang hubungan Gerindra dan PKB ini saya hanya tersenyum-senyum, apalagi ada yang ngomong hanya PKB yang menggebu-gebu. Padahal benar kok Gerindra dan PKB sudah sepakat untuk bekerja sama atau berkoalisi bersama-sama menghadapi Pemilu 2024," (detik.com, 3 Juli 2022)
Wakil Sekjen PKB mengiyakan pernyataan dari Ketua harian Gerindra tersebut diatas. Bahwa mereka sudah sepakat berkoalisi.
Apa yang diakatakan Adi Prayitno bahwa koalisi Gerindra dan PKB masih ecek-ecek patut diduga masih betul. Kesan ecek-ecek itu sangat kental dan konkrit. Kenapa? Ketika Prabowo menerima Ketum Partai Demokrat AHY, Prabowo mengatakan bahwa koalisi akan ditentukan last minute.
Pernyataan Prabowo tentang koalisi terjadi pada waktu last minute mengandung makna bahwa koalisi belum terbentuk. Koalisi belum ada. Lalu Koalisi Gerindra dan PKB yang seakan dianggap PKB sudah 1000 % pasti terjadi, bagaimana statusnya?
Semua itu masih penjajakan. Walaupun Gerindra dan PKB sudah sepakat, sepanjang kesepakatan itu belum dibuat dalam kesepakatan tertulis  hitam diatas putih, maka itu dianggap masih kesepakatan normatif. Belum koalisi.
Jadi ada dua yang belum dilakukan Gerindra dan PKB. Pertama, belum menandatangani kesepakatan berkoalisi diatas kesepakatan tertulis hitam dan putih. Kedua, belum ada deklarasi resmi. Jadi bahasa perkawinan, belum nikah secara resmi. Masih tahap pacaran. Pacaran itu masih ecek-eceknya pernikahan. Atau penjajakan pra nikah. Penjajakan pra koalisi.
Jadi ketua Harian Gerindra jangan hanya tersenyum-senyum saja. Perlu serius mewujudkan koalisinya sebelum tersenyum dengan pernyataan Adi Prayitno diatas.