Presiden Jokowi sebagai presidensi G20 akan berangkat menemui Presiden Ukraina Zelensky dan Presiden Rusia Putin. Mungkinkah Jokowi bisa mendamaikan kedua negara yang berperang ini?
Perang Rusia Ukraina telah banyak memakan korban. Ribuan orang meninggal. Jutaan orang mengungsi. Krisis pangan dan energi terjadi. Seakan tak ada harapan perdamaian. PBB gagal menyelesaikannya.
Keterlibatan NATO dan Amerika Serikat yang mengirim bantuan kemanusiaan dan senjata ke Ukraina semakin menambah persoalan. Ukraina bagaikan dapat semangat dan kekuatan, berusaha melawan Rusia. Perkiraan Rusia bahwa perang ini akan dimenangkan cepat ternyata meleset.
Pertanyaannya, kapan perang Ukraina- Rusia ini akan berakhir? Tak ada jawaban. Bagaikan jalan tak berujung. Kawasan Baltik membara. Dua negara tetangga Rusia, Finlandia dan Swedia berniat masuk menjadi anggota NATO. Tidak mau nasibnya seperti Ukraina.
Ancaman boikot AS dan anggota NATO terhadap KTT G20 Bali bulan Nopember 2022 harus diperhitungkan. Indonesia juga terkena dampak dari perang Ukraina-Rusia. Krisis pangan dan energi mengakibatkan harga CPO dan minyak goreng naik di dunia.
Indonesia sebagai penghasil terbesar CPO pun mengalami gangguan minyak goreng. Menteri Perdagangan M Lutfi terlempar. Dan kini bahkan diperiksa Kejaksaan Agung tentang ekspor CPO dan minyak goreng.
Presiden Jokowi berinisiatif. Menlu Retno mengatakan kunjungan Presiden Jokowi ini dilakukan dalam  keadaan tidak normal. Suasana masih konflik. Keadaan tidak biasa, pelik. Tapi Jokowi mencoba berkontribusi. Tidak tinggal diam. Demikian dinyatakan Retno pada hari Rabu, 22 Juni 2022. (Kompas.com,22/06/2022)
Sangat tepat. Kunjungan ini memang sulit dan pelik. Dalam keadaan yang tidak normal, tegang dan suasana perang. Tapi Jokowi mencoba berkontribusi, tidak tinggal diam. Sangat menginspirasi.
Tokoh pemimpin seharusnya bertindak dalam keadaan tidak normal. Problem solver dibutuhkan Ketika masalah tak kunjung bisa diselesaikan. Ketika PBB organisasi perdamaian dunia tak bisa lagi mendamaikan perang Ukraina -Rusia, dibutuhkan orang yang berninisiatif.
Presiden Jokowi sebagai presidensi G20 mengambil langkah inisiatif dan mencoba berkontribusi. Mungkinkah Ukraina dan Rusia didamaikan oleh Presiden Jokwi sebagai Presidensi G20? Mungkin ya, mungkin juga tidak.
Masalahnya bukan mungkin atau tidak mungkin, namun bagaimana inisiatif ini untuk mencari kemungkinan. Atau menciptakan kemungkinan.