Prabowo benar-benar memanfaatkan momen lebaran untuk melakukan silaturahmi politik. Hari pertama lebaran pagi hari dia sowan kepada Presiden Jokowi yang berada di istana presiden Jogjakarta. Siangnya dia sowan ke Megawati di Teuku Umar Jakarta.
Sebagai Pembantu presiden, dia mendahulukan sowan ke atasannya sekarang yaitu  presiden. Hal ini tentu lumrah saja. Lalu kenapa dia harus segera melanjutkan sowannya kepada Megawati pada hari yang sama? Apakah ada pesan Jokowi untuk Megawati? Atau ini hanya inisiatif Prabowo untuk mengambil hati Megawati?
Menurut Eriko Sotarduga kepada wartawan media, tidak ada pembicaraan politik 2024 antara Prabowo dan Megawati. Jika demikian jawaban politisnya, patut diduga ada pembicaraan politik 2024. Karena jawaban orang politik suka terbalik.
Puan Maharani tak kalah serunya. Dia juga selfie bersama Prabowo dan Megawati. Nah, selfie bertiga, apa pula makna simboliknya? Memberi makna simbolik Prabowo-Puan 2024? Terlalu jauh? Masih prematur untuk dibicarakan? Bisa ya, bisa tidak.
Atau Presiden Jokowi sedang kurang enak komunikasi dengan Megawati? Kenapa Jokowi tidak sowan ke Megawati? Jokowi malah sowan ke Sultan Hamengku Buwono X di Jogjakarta. Kenapa tahun ini Jokowi memilih lebaran di istana presiden Jogjakarta? Berbagai pertanyaan bisa muncul.
Ketika Presiden Jokowi dan Megawati kurang baik komunikasi karena ketegangan kasus cicak buaya antara Polri dan KPK, maka Menkumham Yasonna Laoly yang menjadi penghubung antara Presiden Jokowi dengan Megawati. Dalam satu hari, Yasonna tujuh kali  bolak-balik antara Teuku Umar dengan istana. Itu masih wajar. Yasonna adalah kader PDIP dan menteri. Dia petugas partai PDIP, namun dia juga menteri sebagai pembantu presiden.
Apakah ada ketegangan antara Jokowi dengan Megawati soal Luhut Panjaitan? Atau sudah ada mulai ketegangan soal Pilpres 2024? Apakah Prabowo ingin mengukir sejarah untuk menyambungkan komunikasi antara Jokowi dengan Megawati? Atau agenda Prabowo yang ingin mengambil hati Megawati untuk mendapatkan dukungan pada Pilpres 2024?
Sejarah perjuangan Megawati-Prabowo dalam Pilpres menghadapi SBY patut menjadi sebuah memori yang baik bagi Megawati dan Prabowo. Namun 2014 Prabowo marah dan menuding Megawati dan PDIP tidak konsisten dengan kesepakatan bahwa Megawati akan mendukung Prabowo menjadi calon presiden jika pasangan Mega-Prabowo bisa mengalahkan SBY. Namun sayangnya Mega-Prabowo kalah.
Kekalahan Pasangan Mega-Prabowo dianggap PDIP membatalkan kesepakatan, karena syarat menang tidak tercapai.  Mereka akan  mendukung Prabowo 2014, jika pasangan itu menang.Â
Sempat tegang, namun Prabowo maju ke Pilpres 2014 dan 2019, kalah menghadapi Jokowi. Dua kali kalah dengan lawan yang sama, Jokowi.
Prabowo memang masih sangat antusias mempersiapkan diri ke Pilpres 2024. Disa sadar kekalahannya sebanyak dua kali dalam Piklpres 2014 dan 2019 cukup pahit. Dia ingin meraih dukungan dari Jokowi dan Megawati.Â