Paskah dan Semangat Rela Berkorban.
Perayaan Paskah 2021 masih di tengah kondisi Pandemi Covid 19. Keterbatasan mengikuti kebaktian di gereja dan hanya mengikuti kebaktian virtual daring menjadi warna tersendiri. Ditiadakannya pencarian telur Paskah bagi anak-anak Sekolah Minggu dan berbagai pembatasan dan keterbatasan telah membuat perayaan Paskah 2021 ini berbeda dengan perayaan sebelumnya. Ditambah lagi ancaman teroris dan bom bunuh diri.
Pembatasan kegiatan masyarakat mikro tentu membuat perayaan Paskah 2021 semakin dibatasi dan disederhanakan. Namun pembatasan tersebut bisa juga dimaknai sebagai satu keadaan yang mencerahkan dan menyadarkan kita bahwa Perayaan Paskah bukan hanya seremonialnya. Bagaimana kita mencari makna dan melakukan refleksi, merenungkan ulang perjalanan hidup dan tantangan iman di tengah kehidupan kita yang tidak normal.
Pencarian makna dengan refleksi  Perayaan Paskah 2021 akan meninggalkan kesan dan makna mendalam, walaupun acara ritual seremoninya hanya kita ikuti melalui acara virtual daring. Salah satu yang bisa kita ambil makna Paskah 2021 adalah semangat rela berkorban.
Yesus yang sudah disalibkan, dikuburkan dan bangkit pada hari ketiga datang bukan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Dia menanggung semua beban itu demi penyelamatan manusia umat berdosa agar terhindar dari hukuman dosa. Maut yang seharusnya menjadi upah dosa, digantikan dengan keselamatan yang dianugerahkan melalui Peristiwa Kayu Salib di Golgata.
Kita ditebus dengan darahnya. Menanggung dosa kita, darahnya tergerus mengalir dan  karena kesalahan kita, dia mengalami luka dan penuh duri. Apa makna yang kita bisa peroleh. Dia rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan kita sebagai manusia berdosa.
Jika kita merasakan kebaikan dan keselamatan karena semangat rela berkorban dari DIA, apakah yang patut kita syukuri dan tiru? Tentu saja semangat rela berkorban tersebutlah yang patut kita syukuri dan tiru. Bagaimana caranya? Tentu sangat sederhana. Lakukan saja dalam kehidupan kita sehari-hari.
Membantu Keluarga.
Keluarga kita ada yang kesulitan karena pandemi Covid19? Ini saatnya bertindak.Berilah sesuatu yang dibutuhkannya. Bantulah sebatas apa yang bisa dibantu.
Menolong sesama jemaat.
Ada teman segerja yang kesulitan dalam berbagai hal? Ayo lakukan sesuatu. Jika kita tidak bisa sendiri, bisa membuat kerja sama dengan jemaat lain.
Solidaritas ke tetangga
Membangun solidaritas dan saling membantu sesama tetangga sangat dibutuhkan pada saat sekarang ini. Bukan tetangga rumah saja, namun juga antar tetangga RT atau RW.
Membantu komunitas
Berbagai komunitas yang kita ikuti patut kita pertimbangkan untuk membantu sesama anggota komunitas. Orang yang belum kita kenal bisa kita bantu, apalagi anggota komunitas kita.
Menolong bukan karena kelebihan
Kita menolong mereka, bukan karena kita merasa kelebihan. Dari kekurangan kitapun kita bisa menolong.
Ada sebuah Kisah dari Yesus ketika bersama-sama murid-muridnya. Yesus memberikan perumpamaan tentang dua orang yang memberikan persembahan di Bait Allah. Satu orang kaya memberikan banyak sekali persembahan. Persembahannya merupakan remah-remah atau sisa-sisa dari hartanya yang sangat banyak.
Lalu ada seorang janda miskin memberikan sedikit sekali, namun yang diberikannya adalah dari kekurangan hidupnya. Dari segi kehidupannya yang berkekurangan, si janda tidak memiliki kelebihan untuk persembahan. Namun dia mengambil sebagian kecil dari kekurangannya untuk dipersembahkan.
Pertanyaan Yesus kepada murid-muridnya, siapakah yang memberikan persembahan terbesar? Si orang kaya dari remah-remah hartanya atau si janda miskin dari kekurangannya? Ternyata persembahan terbesar adalah dari si janda miskin yang memberikan persembahan dari kekurangannya.
Si janda rela mengorbankan apa yang dimilikinya dari kekurangannya untuk persembahan kepada Tuhan. Tuhan tidak pernah menuntut dari kita melebihi apa yang kita miliki. Tuhan tahu tentang kita dan apa yang kita miliki. Kita hanya mau dengan hati memberikan apa yang kita miliki, itu sudah besar bagi Tuhan. Apalagi kalau persembahan kita itu berasal dari kekurangan kita.
Terkadang orang kaya sulit menemui Tuhan, karena sibuk mengurus hartanya. Dimana hartanya, disitu pula hatinya. Cinta harta, gaya orang kaya. Orang miskin juga terkadang sulit menemui Tuhan, karena sibuk bersungut-sungut dengan kemiskinannya. Korban ketidak adilanlah, pandemi Covid-19, PHK, sulitnya mencari nafkah dan lain lain sebagai alasan sulit bertemu Tuhan. Orang kaya dan orang miskin  memiliki alasan untuk sulit bertemu dengan Tuhan.
Perayaan Paskah 2021 hendaknya mencerahkan dan menginspirasi kita untuk berbuat sesuatu dan rela berkorban membantu sesama. Tidak perlu jumlah banyak baru namanya membantu. Terkadang perhatian, kunjungan ke keluarga, sapaan yang menyemangati jauh lebih baik dari pemberian uang atau benda.
Apakah kita rela berkorban waktu, pemikiran dan uang atau apapun yang kita miliki untuk kita bagikan kepada sesama, baik keluarga, jemaat, tetangga dan komunitas kita? Itu sudah lebih dari cukup. Tinggal kemauan hati yang kita butuhkan. Hati nurani yang menggerakkan otak untuk memerintahkan anggota tubuh kita untuk bergerak membantu sesama. Semangat dan tindakan  rela berkorban harus digelorakan.
Perayaan Paskah 2021 bisa kita maknai sebagai inspirasi untuk menggerakkan semangat rela berkorban membantu sesama kita. Semoga.
Selamat Perayaan Paskah 2021 Hari Kedua.
Aldentua Siringoringo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H