Pola dan gaya SBY dan AHY serta fungsionaris Partai Demokrat ini yang seakan mengurangi kawan dan menambah lawan telah menjadi ironi. Ada 43 Ketua DPC yang berangkat ke KLB, pagi hari Jumat dipecat dan di PLT kan. Demikian kata AHY dalam Konprensi Pers Jumat 5 Maret 2021 menanggapi KLB. Apakah 43 Ketua DPC ini tidak mungkin mendekati para sahabat keta DPC untuk berpindah haluan? Ini juga sudah menjadi penanaman dan penambahan lawan. Sampai kapan ini terjadi?
SBY dan AHY patut melakukan refleksi. Perenungan ulang. Gaya, pola dan cara mengelola Partai Demokrat harus diubah. Gaya Ketua Majelis Tinggi yang meniru Ketua Dewan Pembina Golkar di masa Orba harus ditinjau ulang. Pengangkatan AHY sebagai Ketum, bukan Ibas yang berpengalaman di PD dan di DPR, perlu direnungkan. Pemecatan tujuh kader senior itu kelewatan, perlu dimimpikan dengan mengingat kebaikan hubungan masa lalu.
Ini lebih penting. Menuding dan menuduh pejabat istana dan mengaitkannya restu pak Lurah ini sebuah tindakan yang kurang sopan, tak beretika dan bahkan terkesan kurang ajar. Mengaitkan Presiden Jokowi dan menyuratinya meminta klarifikasi telah menjadi tindakan yang kualat.
Ujung dari semua kesalahan ini adalah, berkumpulnya para lawan yang diciptakan itu di KLB Sibolangit 2021. Nasi sudah menjadi bubur. Pertanyaannya adalah, bagaimana membuat bubur itu enak? Takutnya, bubur itupun sudah basi untuk dinikmati, karena lawan juga sudah mebuat bubur itu menjadi basi.
Ayo, ciptakan kawan, hindari lawan, jangan membuat kawan menjadi lawan, tetapi kalau bisa lawan diajaklah menjadi kawan. Kawan dan lawan tidak abadi dalam politik, tetapi kawan yang banyak tidak cukup, lawan satu saja sudah lebih.
Ebiet G Ade menyampaikan Berita Kepada Kawan, bahwa terjadi bencana. Seandainya SBY dan AHY menciptakan banyak kawan, maka bencana KLB ini patut diberitahukan kepada kawan, Berita Kepada Kawan gaya Ebiet G Ade. Liriknya seperti ini, ....Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita, atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita...
Mungkinkah Tuhan sudah bosan melihat tingkah SBY dan AHY? Atau alam kehidupan politik kita sudah enggan bersahabat dengan SBY dan AHY? Jika ada orang yang selalu menciptakan lawan, itu bisa saja Tuhan tidak suka. Sebab Tuhan selalu berpesan, Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. Kasihilah musuhmu. Sekali lagi pameo, seribu kawan tidak cukup, satu lawan sudah lebih patut dibuat sebagai bahan refleksi. Selamat berefleksi.
Salam hangat
Aldentua Siringoringo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H