Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Pesta Atas "Undangan Debat" Luhut Panjaitan

23 Juni 2020   09:11 Diperbarui: 23 Juni 2020   09:05 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filosofi Pesta Atas "Undangan Debat" Luhut Panjaitan.

Perbedaan Sikap dan Gaya Djamester Simarmata dan Rizal Ramli atas undangan yang sama.

Pesta, di belahan manapun di dunia ini mempunyai prinsip yang sama. Ada tuan rumah dan ada tamu. Tuan rumahlah yang menyampaikan undangan kepada tamu yang akan datang. Tuan rumah pula yang mengatur waktu dan tempat. Pelaksana pesta bisa langsung tuan rumah, bisa juga menunjuk even organizer (EO) untuk melaksanakan teknis pesta tersebut.

Undangan dikirim kepada para tamu yang diharapkan menghadiri pesta tersebut. Ada yang diundang bisa datang. Ada juga tamu yang diundang tidak bisa hadir. Biasanya untuk undangan yang bisa hadir sekitar enam puluh hingga tujuh puluh persen saja.

Apa yang menjadi isi dan bentuk pesta tersebut juga termasuk wewenang tuan rumah. Tamu yang datang haruslah berperilaku sebagai tamu yang baik. Tamu yang baik harus menghormati tuan rumah dengan segala aturannya. Misalnya menyalam tuan rumah harus seiring jarum jam. Tamu harus mengikutinya. Kalau tamunya melawan arus, maka akan terjadi kekacauan dalam pesta tersebut.

Menu makanan dalam pesta juga diatur dan disediakan tuan rumah. Apakah menu itu cocok dengan selera tamu, ya tamunya yang harus beradaptasi dan menyesuaikan diri. Kalau tidak suka boleh tidak makan. Habis menyalam langsung pulang. Hanya setor muka.

Memberikan sesuatu atau kado kepada yang pesta juga sifatnya sukarela. Ada yang memberikan, monggo. Ada juga yang hanya numpang makan, monggo. Tuan rumah tidak sempat mempersoalkan itu, karena mereka tidak sempat memperhatikan itu.

Penulis menganalogikan Debat Utang yang disampaikan Luhut Panjaitan sebagai pesta. Maka tuan rumahnya adalah Luhut Panjaitan. Waktu dan tempatnya sudah ditetapkan tanggal 11 Juni 2020. Undangan disampaikan kepada para tamu. Semula yang bersedia menerima undangan (baca: tantangan) ada dua orang.

Gaya Djamester.

Pertama adalah Djamester Simarmata, dosen senior FE UI Depok. Beliau menyatakan siap dengan undangan tersebut. "Siapkan tempat dan tanggalnya, saya akan persiapkan bahannya," demikian beliau menanggapi undangan Luhut Panjaitan tersebut. Dan beliau hadir pada tanggal dan tempat yang diatur Luhut Panjaitan sebagai tuan rumah debat tersebut.

Pertemuan Luhut Panjaitan dengan Djamester Simarmata berlangsung dengan baik. Berdebat dan berdiskusi serta saling memberikan data dan analisis sampai diskusi berakhir. Luhut sebagai tuan rumah berterima kasih dan salut terhadap analisis Djamester Simarmata. Tuan rumah dan tamu saling memuji dan berjanji masih akan bertemu lagi dan akan berdiskusi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun