Mohon tunggu...
Aldeanueva VernindaVarinnesha
Aldeanueva VernindaVarinnesha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa ISI Surakarta dengan program studi Film dan Televisi.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Mengenal Udeng Pacul Gowang

2 Januari 2025   23:03 Diperbarui: 2 Januari 2025   23:03 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Udeng adalah bagian penting dari budaya Jawa, terutama sebagai simbol identitas dan kebanggaan masyarakat. Di Sidoarjo, Jawa Timur, terdapat jenis udeng yang khas, yaitu Udeng Pacul Gowang. Udeng ini memiliki desain yang unik dan membedakannya dari udeng dari daerah lain. Secara umum, Udeng Pacul Gowang terbuat dari kain dengan pola atau desain tertentu. Terdapat banyak makna dalam Udeng Pacul Gowang, antara lain kekuasaan, ilmu yang tinggi, rendah hati, dan selalu taat beragama. Udeng Pacul Gowang tidak hanya memiliki satu bentuk, tetapi banyak bentuk yang mengandung maknanya masing-masing.

*Bucen Runcing (titik puncak yang menyerupai gunung), yang berarti seorang prajurit harus memiliki semangat yang kuat seperti puncak gunung, cerdas, pintar, dan sangat kompeten.

*Bucen Tumpul sama halnya dengan Bucen Runcing, perbedaan antara keduanya terletak pada bentuk puncaknya, yang berarti seorang prajurit harus tetap rendah hati, yang bukan berarti brutal atau bodoh, tetapi harus menjadi manusia yang bisa berintegrasi dengan masyarakat.

*Bentuk Gowang yang ada di atas udeng, yang berarti seorang prajurit harus berpikir terbuka untuk melaksanakan tugas sebaik mungkin. Dan harus pandai menjaga rahasia atau menutupi segala hal buruk untuk mendapatkan kewibawaan di hadapan kawulo.

*Bentuk Cungkup Ujung atau yang biasa disebut dua cungkup tegak dengan tinggi yang berbeda juga berarti bahwa seorang prajurit harus selalu ingat kepada Yang Maha Kuasa, karena Dialah yang memberikan kehidupan. Mereka juga harus selalu dekat dengan rakyat, yang secara umum disebut hubungan vertikal dan horizontal.

*Bentuk Simpul Udeng yang ditemukan di bagian belakang Udeng, di atas tengkuk leher, yang ada pada sabuk ketika harus diikat atau diikat dengan sempurna, menggambarkan bahwa jika seorang prajurit dapat menyelesaikan tugas atau permasalahan dengan baik, maka hal tersebut akan dibuang begitu saja. Jika itu hilang, maka keburukan diharapkan segera hilang dan digantikan dengan kebaikan.

*Bentuk Penutup Tengkuk yang ditemukan di bawah simpul Udeng adalah celah Gowang yang ada di bagian atas Udeng khas Sidoarjo ini, yang memiliki makna bahwa ketika seorang prajurit ingin mengucapkan kata-kata, ia harus berhati-hati agar tidak menyinggung orang lain, yang dalam bahasa Sidoarjo berarti, "Lek Awakmu arep ngelekno wong liyo delok'en Jidokmu Disek."

(Pembuatan Udeng Pacul Gowang oleh Pak Yahya)
(Pembuatan Udeng Pacul Gowang oleh Pak Yahya)
Udeng Pacul Gowang memiliki berbagai fungsi yang lebih dari sekadar penutup kepala. Di masyarakat Sidoarjo, udeng adalah simbol kebanggaan, kepribadian, dan kedekatan dengan nilai-nilai tradisional. "Ada beberapa hari penting bagi ASN di Kab. Sidoarjo wajib menggunakan Udeng Pacul Gowang, yaitu hari senin & kamis. Dan hari besar lainnya. Selain itu, masyarakat Sidoarjo juga diperkenankan untuk menggunakan Udeng Pacul Gowang dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya dijadikan sebagai Tren Fashion di Sidoarjo saat ini." ujar Mohammad Shalahuddin Khasby, selaku Founder BANDENG DARJO (Bangga Menggunakan Udeng Pacul Gowang Sidoarjo).

Salah satu fungsi utamanya adalah sebagai tanda identitas bagi warga Sidoarjo. Udeng Pacul Gowang dikenakan oleh pria sebagai tanda asal-usul, membedakan mereka dengan orang-orang dari daerah lain. Dalam konteks ini, udeng juga dapat menunjukkan status sosial dan eksistensi dalam suatu kelompok tertentu. Dalam beberapa perayaan, pemakaian udeng menjadi kewajiban, sebagai bentuk penghormatan terhadap adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Seiring berjalannya waktu, tradisi mengenakan Udeng Pacul Gowang secara perlahan mulai terkikis, terutama di kalangan generasi muda yang lebih cenderung mengadopsi gaya hidup modern. Namun, penting bagi warga Sidoarjo untuk terus melestarikan tradisi ini. Udeng Pacul Gowang bukan hanya sekadar pakaian tradisional, tetapi juga tentang menjaga identitas budaya yang merupakan bagian dari sejarah panjang masyarakat Sidoarjo. Pelestarian tradisi ini dapat dilakukan melalui pendidikan dan pengenalan sejak usia dini, baik di keluarga, sekolah, maupun komunitas budaya. "Mengenai respon generasi muda terkait pelestarian ini sangat bagus, melihat anak kecil & orang dewasa jarang mengetahui informasi tentang budaya yang mereka miliki, akhirnya BANDENG DARJO hadir untuk mengedukasi & menginspirasi Generasi Muda di Sidoarjo dan mulai banyak masyarakat yang mengenal Udeng Pacul Gowang. Tidak hanya mengenal saja, tetapi banyak yang udah paham mengenai pembuatannya." ucap Mohammad Shalahuddin Khasby.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun