Mohon tunggu...
Al Datuk Sibungsu
Al Datuk Sibungsu Mohon Tunggu... -

Penyuluh Pertanian dan Petani

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masril Koto Sedang Dizalimi

25 September 2014   09:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:36 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seorang Faisal Basri sampai terkagum-kagum dengan pemikiran Masril Koto, saya masih ingat ketika Faisal Basri akan membelikan sebuah laptop, si masril Koto menyebutnya 'kalkulator besar". Pada tanggal 22 September 2014 pukul 11 siang saat saya menelpon Masril Koto, dia mengangkat telp dan suara yang terdengar adalah suara Masril Koto sedang memberikan materi. Luar biasa...dia tidak mematikan HP seperti yang sering kita lakukan saat tidak ingin diganggu. Beberapa detik kemudian saya menerima SMS berbunyi (tulisan tidak saya rubah)  : Bentar ya uda.maih lagi bicara.bentar ntar maih yang telp". Subhanalah

Pada kumjungan kedua di LKMA Prima Tani saya pernah bertanya apa hubungannya produk Tabungan Ibu Hamil dengan petani?Dengan lugas Masril Koto mengatakan untuk mensejahterakan petani tidak hanya usaha taninya yang dibantu tapi perlu juga dibantu dan diperhatikan kebutuhan anggota keluarga tani lainnya. Seringkali keluarga tani atau bahkan masyarakat lainnya lupa menabung dan mempersipakan dana saat istri melahirkan. Alangkah baiknya dana tersebut disiapkan dari awal agar petani tidak mengganggu modal kerja usahataninya ketika istri melahirkan. Dan ide produk Tabungan Ibu Hamil ini adalah ide Masril Koto saat masih berkiprah di LKMA Prima Tani

Adakah Masril Koto mendapatkan semua pengetahuan dan kebijaksanaan itu di buku diktat?Tidak...dengan naluri dan kepeduliannya dia berbuat.

Dan tentang postingan Diana Agustin di Facebook yang berburuk sangka Masril Koto meraih penghargaaan Danamon Award, Masril Koto tertawa ngakak mendengarnya....darimana Maih dapat uang Da ha ha

Persoalan pertanian sangat komplek,tidak segampang ilmu di diktat.  Kalau mau memahami tentang pertanian jadilah petani,hiduplah bersama petani.  Atau sekedar melatih kemampuan cukup tanamlah sebatang pohon atau 1 pot bunga dan luangkan waktu anda untuk melihat tanaman itu tumbuh atau mati.

(saya sempatkan diri menulis ini tengah malam setelah merawat istri yang lagi sakit....pelosok desa Solok Selatan)

Tetap semangat Sahabatku!



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun