Mungkin bagi semua orang kata mendengar dan mendengarkan merupakan suatu hal yg sama. Namun nyatanya kedua hal ini merupakan hal yang berbeda. Secara definisi kedua hal tersebut  memiliki arti yg berbeda. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia 'mendengar' adalah sebuah kemampuan seseorang dalam menangkap suara atau bunyi dengan menggunakan telinga. Dalam artian ketika mendengar seseorang akan otomatis mengaktifkan indra pendengar mereka untuk bisa menangkap pesan yg ingin disampaikan oleh seorang yg lain. Sedangkan 'mendengarkan' menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses mendengar secara sungguh-sungguh terhadap suatu hal, atau memasang telinga untuk mendengarkan dan memperhatikannya. Dengan begitu hal tersebut dapat diartikan sebagai sebuah proses untuk menaruh perhatian penuh serta menangkap pesan yang akan disampaikan oleh lawan bicaranya dan tidak hanya memasang telinga untuk sekedar mendengarkan saja. Dari kedua definisi tersebut tentunya antara mendengar dan mendengarkan merupakan dua hal yg berbeda bukan? Â
Dalam konteks komunikasi interpersonal (antar pribadi) Â mendengarkan merupakan suatu hal penting, dikarenakan interkasi yang dijalin antar dua pihak, memiliki kedekatan yang dapat mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Apabila salah satu diantara mereka hanya mendengar, tidak mendengarkan pihak lain yang sedang bercerita. Maka hubungan tersebut dapat tidak terjalin dengan baik, bahkan bagian terburuknya dapat menimbulkan konflik.Â
Seorang manusia normal sewajarnya ketika menjalin interaksi pastinya  tidak ingin memiliki konflik dan memiliki sebuah harapan akan interaksi yang dijalin dapat berjalan dengan baik. Untuk menghindari konflik atau miss communication, mendengarkan adalah solusinya! Tentu, mendengarkan bukanlah sebuah hal yang mudah, namun tidak akan sulit apabila bisa dipelajari. Berikut caranya;Â
Pertama, penerimaan pesan. Perlu diperhatikan ketika mendengarkan lawan bicara harus berhati-hati dalam memberikan feedback secara spontan. Alangkah lebih baik pabila mendengarkan secara tuntas pesan yang disampaikan oleh lawan bicara, lalu setelah selesai baru memberikan tanggapan atas pesan yang disampaikan. Â Jangan sampai ketika memberikan feedback spontan, ternyata hal tersebut bukanlah suatu hal yang diharapkan dari si pengirim pesan.Â
Kedua, pahamilah terlebih dahulu pesan yang ingin disampaikan oleh lawan bicara. Seorang pendengar yang baik dituntun untuk mengerti pesan yang disampaikan oleh lawan bicarnya. Pada tahapan kali ini pendengar diharapkan bisa memusatkan perhatiannya untuk fokus mendengarkan pesan yang disampaikan oleh lawan bicaranya.Â
Ketiga, ingatlah pesan yang sudah disampaikan lawan bicara tadi. Dalam proses mendengarkan seorang pendengar sangat diharapakan untuk bisa mengingat pesan apa yang sudah disampaikan lawan bicaranya, agar nantinya setelah lawan bicaranya selesai menyampaikan pesan, pendengar dapat menyampaikan tanggapan yang sesuai dengan pesan yang disampaikan tadi.Â
Keempat, berikanlah tanggapan yang efektif dan berkesan. Dalam hal ini pendengar bisa memberikan tanggapan yang baik dan sesuai dengan pesan yang sudah disampaikan oleh lawan bicara tadi. Gunakanlah kalimat yang membangun, agar tanggapan dapat meninggalkan kesan tersendiri bagi lawan bicara.
Tips diatas diharapkan dapat membantu kita untuk memiliki keterampilan lebih lagi dalam seni mendengarkan. "siapa yg bertelinga, hendaklah ia mendengarkan" kiranya kita sebagai manusia yang bertelinga bisa saling mendengarkan antar satu dengan yang lainnya, tidak hanya memasang telinga kita untuk sekedar mendengar tanpa menyimak dengan baik terhadap pesan yang ingin disampaikan oleh lawan bicara.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H