Mohon tunggu...
Al Dafa Nurrohman
Al Dafa Nurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prodi PAI-UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter Keislaman di Era Digital

12 Juni 2024   12:33 Diperbarui: 12 Juni 2024   15:20 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan karakter sangat penting ditanamkan pada generasi muda. Pendidikan karakter ialah suatu pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan aspek-aspek moral, etika, serta nilai-nilai positif dalam diri individu. Pentingnya pendidikan karakter untuk membentuk kepribadian seseorang yang baik, memiliki tanggung jawab, empati, kejujuran, dan kepribadian baik lainnya, serta dapat diterima di lingkungan dan budaya sekitar. Keberhasilan pendidikan karakter, dapat dilihat ketika seseorang itu bertindak, berbicara, maupun berperilaku lainnya yang sesuai dengan adab.

Pendidikan karakter keislaman di era perkembangan teknologi yang semakin pesat dan mudahnya pengaksesan media sosial membuat generasi muda harus bisa membentengi diri dari dampak yang akan ditimbulkan. Kehadiran media sosial telah mengubah cara generasi muda dalam berinteraksi dan berbagi informasi yang memungkinkan terhubung secara global, tetapi juga membawa tantangan terkait privasi dan pengaruh sosial. Perubahan budaya dan sosial sangat dapat dirasakan karena dampaknya yang luar biasa. Perubahan cara berkomunikasi dan mengonsumsi informasi melalui media sosial dapat mempengaruhi nilai-nilai karakter tersebut.

Tidak dapat dipungkiri dan memang harus mengikuti perkembangan agar tidak mengalami ketertinggalan zaman. Pendidikan karakter keislaman di era digital, tentunya tidak terlepas dari tantangan yang perlu dihadapi. Seperti halnya media sosial yang dapat merusak karakter generasi muda melalui konten-konten yang tidak sehat, seperti adanya konten sholat dibuat candaan, konten sedekah dengan memberi barang yang tidak layak, cyberbullying, dan konten buruk lainnya. Kemudian adanya pengaksesan informasi cepat yang dapat menyebabkan kebingungan antara benar dan salah sehingga mudah menerima maupun menyebarkan hoax (berita bohong).

Pendidikan karakter keislaman melalui media sosial dapat diajarkan dan dibiasakan pada generasi muda dengan menampilkan konten-konten Islami atau konten-konten yang bernilai positif. Dengan membiasakan menonton konten-konten Islami, generasi muda dapat sekaligus meneladan perilaku maupun kebiasaan baik tersebut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti konten mengaji, pembiasaan sholat tepat waktu, berperilaku baik kepada orang tua dan masyarakat, bersedekah, tolong-menolong, etika berpakaian serta berbicara yang sopan, dan lain sebagainya.

Jadi, generasi muda harus pandai-pandai memilih dan memilah informasi maupun konten di media sosial. Juga, perlunya kolaborasi antara guru yang memahami karakter siswanya dan orang tua yang dituntut harus melek digital serta memberikan pendampingan penuh dan teladan yang benar untuk mewujudkan generasi muda yang berkarakter Islami dan berbudi pekerti baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun