Mohon tunggu...
Alda 2000
Alda 2000 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

teori empati dari Martin hoffman

18 Januari 2025   18:48 Diperbarui: 18 Januari 2025   18:48 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori empati Martin Hoffman berfokus pada perkembangan empati pada anak-anak dan bagaimana empati berkembang seiring bertambahnya usia. Hoffman mengemukakan bahwa empati berkembang dalam beberapa tahap yang berhubungan dengan pemahaman anak terhadap perasaan orang lain.

Berikut adalah tahap-tahap perkembangan empati menurut Martin Hoffman:

1. Empati Tingkat Dasar (Empathy of Concern): Pada tahap ini, anak merespons perasaan orang lain, tetapi masih terbatas pada reaksi emosional terhadap apa yang mereka lihat. Misalnya, ketika seorang bayi melihat orang lain menangis, ia mungkin merespon dengan menangis juga, meskipun ia belum sepenuhnya memahami mengapa orang tersebut menangis.

2. Empati Kognitif (Cognitive Empathy): Seiring berkembangnya usia, anak mulai dapat memahami perasaan orang lain lebih mendalam dan menilai situasi secara lebih rasional. Pada tahap ini, anak bisa menyadari bahwa perasaan orang lain disebabkan oleh faktor eksternal yang berbeda dari pengalaman mereka sendiri.

3. Empati Simpatik (Sympathetic Empathy): Pada tahap ini, anak tidak hanya merasakan emosi orang lain, tetapi juga merasa tergerak untuk memberikan bantuan atau dukungan. Ini mencerminkan pemahaman yang lebih matang dan kecenderungan untuk berempati secara aktif.

4. Empati yang Matur (Mature Empathy): Pada tahap ini, individu dapat merasakan dan memahami perasaan orang lain dengan lebih kompleks, termasuk memahami perspektif dan perasaan yang mungkin berbeda dengan pengalaman pribadi mereka. Mereka juga lebih mampu mengelola perasaan mereka sendiri untuk membantu orang lain.

Hoffman juga menekankan bahwa empati bukan hanya reaksi emosional, tetapi juga melibatkan kemampuan kognitif untuk memahami dan merespons perasaan orang lain secara sosial dan moral. Proses ini dipengaruhi oleh faktor sosial dan perkembangan pribadi individu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun