Mohon tunggu...
Alda Vania
Alda Vania Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Waduh! Politik? Apa Anak Muda Perlu Tahu?

31 Januari 2018   01:05 Diperbarui: 31 Januari 2018   01:11 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

POLITIK. Tentunya, kata tersebut sudah tidak asing di telinga kita, namun apa kita benar-benar paham mengenai sistem politik di Indonesia? 

Jadi, secara teorit, sistem politik sendiri merupakan alokasi dari nilai-nilai yang bersifat paksaan atau dengan kewenangan, dan mengikat masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Penting bagi bangsa Indonesia untuk memahami sistem politik di Indonesia, berikut alasannya.

Pertama, dengan memahami sistem politik di Indonesia kita dapat memahami gejolak politik yang sedang dialami oleh bangsa kita. Misalnya saat terjadi suatu sengketa politik di negara kita, kita yang sudah memahami sistem politik dapat setidaknya mengerti apa yang terjadi. Memahami suatu peristiwa politik merupakan awal dari perubahan bagi bangsa kita. Bila kita tidak memahami sistem politik di Indonesia, bisa saja kita hanya dipermainkan oleh pihak yang berkuasa dalam bidang politik.

Kedua, dengan memahami sistem politik di Indonesia kita dapat memberikan opini-opini kita untuk Indonesia. Misalnya saat terjadi suatu sengketa politik, kita yang sudah memahami sistem politik Indonesia dapat menyalurkan opininya lewat internet maupun media sosial. Namun perlu diketahui bahwa opini yang dilontarkan haruslah sesuai dan tidak untuk menjatuhkan pihak lain. Karena jika tidak berhati-hati dalam menyatakan opini kita, kita bisa saja berurusan dengan pihak berwajin. Opini tidak harus berasal dari para ahli hukum terkemuka. Pendapat dari rakyat juga dapat membantu pemerintah dalam menyelesaikan suatu sengketa politik.

Ketiga, dengan memahami sistem politik di Indonesia kita dapat berpartisipasi aktif dalam politik. Menurut Almond bentuk-bentuk partisipasi politik ini dapat berupa bentuk konvensional maupun Nonkonvensional. Contoh partisipasi konvensional : pemberian suara, diskusi politik, kegiatan kampanye, membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan, komunikasi individu dengan pejabat politik.

Sedangkan contoh partisipasi nonkonvensional : pengajuan petisi,berdemonstrasi,konfontrasi, dan mogok. Namun sebagai orang terpelajar kita harus menunjukan partisipasi politik kita dengan cara yang baik. Dalam demonstrasi misalnya, kita harus menunjukan sikap dan etikat yang baik dalam setiap demonstrasi. Kita harus menunjukan bahwa bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang anarkis dalam melakukan demo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun