Dimulai dari 20 Oktober 2014, dimana secara legal, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla diangkat sebagai pasangan pemimpin bangsa ini. Pada awal menjajal dunia politik, Presiden Indonesia yang ketujuh ini berwirausaha di bidang perkayuan. Usaha ini telah mengantar beliau keliling-keliling Eropa. Ia melihat tata kota dan pemerintahan di Eropa, yang membuatnya ingin mengaplikasikan hal-hal tersebut di kotanya, Solo.Â
Dari sinilah, hasratnya untuk berpolitik muncul, Ia akhirnya mencalonkan diri sebagai Walikota Surakarta di bawah paying PDI-P dan PKB dan terpilih untuk dua periode sejak tahun 2005-2012. Tahun 2012, Jokowi diangkat sebagai Gubernur DKI Jakarta bersama dengan wakilnya, Pak Ahok. Lalu 2014, Ia diberi mandate oleh Megawati Soekarnoputri untuk mencalonkan diri sebagai presiden, dan  dengan demikian, mulailah masa kepemimpinan Jokowi di Indonesia.
      Jusuf Kalla sebagai wakil presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat, sekaligus wakil presiden pertama yang menjabat selama dua periode tidak berturut-turut. Ia mengawali karirnya dimulai dari menjadi menteri di era pemerintahan Gusdur, lalu diberhentikan karena diduga terlibat kasus KKN. Ia terpilih lagi menjadi Menko Kesehjateraan Rakyat dibawah pimpinan Megawati Soekarnoputri. Setelah itu, Ia terpilih menjadi Wakil Presiden bersama dengan SBY sejak 2004-2009. Kemudian, Ia terpilih menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia pada tahun 2009-2014. Ia menjadi Wakil Presiden untuk kedua kalinya bersama dengan Presiden Joko Widodo sekaligus menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia.
      Pada masa pemerintahan Jokowi-JK ini menuai banyak pujian dari kalangan masyarakat sampai sector-sektor pemerintahan. Tak jarang kita menemukan banyak artikel dan komentar-komentar positif dari Netizen mengenai kinerja Jokowi-JK. Tak sedikit pula, kita temukan fans-fans Bapak Jokowi dari segala usia, karena metodenya yang terkenal yakni "Blusukan". Kira-Kira, apa saja sih 10 kerja, program, dan pencapaian Jokowi-JK selama 3 tahun ini? Check it out!
      Pertama, pada masa pemerintahannya, Jokowi sudah mencangankan pembangunan bendungan besar di berbagai wilayah Indonesia. Saat ini sudah ada 33 bendungan yang dibangun dari target bendungan yang selalu bertambah tiap tahunnya. Bahkan, Jokowi melanjutkan pembangunan bendungan yang sudah mangkrak sejak tahun 1980-an. Bendungan-bendungan ini dibuat dengan tujuan untuk menyediakan pasokan air, menampung hujan, sekaligus menyediakan listrik.
      Kedua, dalam rangka mewujudkan Indonesia yang swasembada pangan, maka Jokowi melakukan pembukaan lahan sawah di berbagai daerah yang terus dilakukan sampai saat ini. Lahan sawah yang dulunya tidak terurus, sekarang mulai difungsikan kembali. Kebanyakan daerah-daerah tersebut bertempat di Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Hal itu berdampak pada kenaikan produksi tanaman pangan terutama padi, jagung, dan kedelai. Sehingga, diharapkan bahwa Indonesia nantinya benar-benar mencapai swasembada pangan. Hal ini sudah mulai Nampak ketika semua impor beras ke Indonesia dihentikan, kecuali beras menir dan beras untuk penderita diabetes.
- Ketiga, barusan saja ada hal yang menjadi viral yaitu Jokowi melakukan touring untuk mencoba Trans Papua. Pada masa pemerintahannya, tak hanya Trans Papua namun pembangunan berbagai ruas jalan tol di berbagai daerah sudah dijalankan. Tidak hanya dibangun di daerah sekitar, jalan-jalan tol juga dibangun di daerah perbatasan Indonesia. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan yang paling menonjol adalah Trans Papua yang ditargetkan dengan panjang total mencapai lebih dari 4.000 km.
- Keempat, membangun MRT dan LRT di Jakarta. Masa pembangunan MRT dan LRT ini sebenarnya sudah dimulai sejak Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Memandang dari negara-negara di luar Indonesia, yang sudah memanfaatkan jalur bawah tanah untuk transportasi umum, maka Jokowi punya program untuk membuat MRT dan LRT. Jalur LRT dibuat layang sedangkan MRT dibuat layang dan dibawah tanah. Pembangunan dua sarana transportasi ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di Ibu Kota dan memudahkan aktivitas keseharian masyarakat. Alat bor raksasa sudah digondol dari luar negeri untuk membangun sarana ini. Alat tersebut diberi nama "Antareja"
       Kelima, pembangunan "Pendulum Nusantara" atau Tol-Tol Laut dengan membangun beberapa pelabuhan di daerah tertentu. Hal ini dilakukan dalam rangka menguatkan kembali jati diri Indonesia sebagai negara maritim. Pendulum Nusantara ialah konsep sistem transportasi barang melaui lautan dengan menggunakan kapal besar berkapasitas 3000-4000 TEU yang melewati sebuah jalur utama dari Belawan (Medan, Sumatera Utara) berlanjut ke Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Makassar dan Sorong (Papua) dimana lima pelabuhan ini akan menjadi simpul penghubung regional ke daerah daerah sekitarnya (loop) dengan menggunakan kapal yang lebih kecil. Konsep ini dibawa oleh RJ Lino selaku Direktur Pelindo II dan menjadi program unggulan Jokowi.
       Keenam, membom kapal-kapal yang melakukan illegal fishing di perairan Indonesia. Tentunya, kita tidak asing dengan nama Menteri Susi, kan? Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Beliau adalah wanita pemberani dibalik pemboman kapal-kapal yang melakukan illegal fishing. Sekarang, sudah lebih dari 100 kapal yang ditenggelamkan, dan kebanyakan berasal dari luar negeri. Alhasil, negara-negara mulai memberi peringatan pada nelayan agar tidak melakukan illegal fishing di Indonesia.
        Ketujuh, pembubaran petral PETRAL ( Pertamina Energy Trading Ltd) sebagai anak perusahaan PT Pertamina yang mengkorupsi besar-besaran dan diketahui sebagai sarang mafia migas. Hal ini membuat harga BBM yang dijual di Indonesia jauh lebih mahal ketimbang membelinya langsung di National Oil Company. Setelah berpuluh-puluh tahun tidak tersentuh, akhirnya, di masa pemerintahan Jokowi-JK, beliau memilikki keberanian untuk membuka semua rahasia dan membubarkan PETRAL. Hal ini berdampak baik khususnya bagi harga BBM di Indonesia.
       Kedelapan, Tindakan tegas yang diambil Jokowi terhadap PT Freeport sejak 1967. Saat ini, Freeport tetap ingin memperpanjang kontrak sampai tahun 2041, namun Jokowi memberikan 3 syarat bagi Freeport, yakni harus melakukan divestasi sampai  51% saham milik Indonesia. Dua, harus mau membangun smelter, ketiga, penerimaan pajak dan royalti negara harus lebih besar ketimbang Kontrak Karya. Memang, sejak lama Indonesia hanya mendapat sedikit keuntungan dari PT Freeport, namun dengan langkah baru yang diambil Jokowi ini, Indonesia bisa meraih win-win solution.
      Kesembilan, penanganan Jokowi terhadap masalah narkoba. Masalah narkoba bukan masalah yang sepele tapi sangat besar dampaknya di Indonesia. Masalah ini sudah menjamur sekian tahun, dan pada akhirnya Jokowi menjatuhkan hukuman mati bagi para gembong narkoba. Sejauh ini sudah ada 18 orang yang dieksekusi mati dalam waktu 3,5 tahun, dan sebagian besar adalah gembong narkoba. Sedangkan, pada masa SBY ada 21 eksekusi mati selama 10 tahun menjabat.