Pertanian organik sering kali menjadi wacana dan hanya menjadi sebuah bahan kajian saja, karena sulit diaplikasikan di berbagai tempat. Di negara berkembang pertanian organik tidak begitu menarik pertani juga penduduknya.Â
Padahal pertanian berbasiskan kimia khusunya dalam memacu peningkatan produksi dan melindungi tanaman dan hasil panen dari serangan berbagai serangga yang menyerang padi .
Sebagai upaya perlindungan dari serangan hama bahkan ada petani yang mengaplikasikan pembasimian hama pada saat malam hari. Dan bisa kita bayangakan malam inikan penuh resiko, disamping kandungan oksigen yang jarang juga bisa membahayakan bagi petani sendiri.Â
Belum lagi zat kimia yang digunakan untuk membasmi hama ini juga mengandung racun dan membawa kandungan residunya kehasil panennya.
Sedangkan saat pengaplikasian pembasimian hama dengan insektisida, fungisida dan pestisida juga harus tepat jangan sampai melawan arah angin berhembus. Meski tidak seperti zaman dahulu kadang petani keracunan sendiri akibat mengaplikasikan pestisida melawanan arah angin. Dan akhirnya keracunan.Â
Karena begitu semangatnya dalam penyemprotan obat hama kimia kadang petani sampai ada yang mengaplikasikan seminggu sekali meski hama tidak ada, bahkan ada juga yang 3 hari sekali mengaplikasikan pestisida kimia terhadap tanaman padinya.
Jelas ini juga akan membuang waktu, tenaga sera biaya. Â Dan fenomena ini memang masih berjalan di masyarakat.
Ada juga untuk meningkatkan hasil , ada juga petani sampai aplikasi jenis pupuk tertentu saat malam hari, ada juga yang mengaplikasikan pupuk jenis tertentu benar hasilnya banyak kelihatannya, tapi ditimbangan padinya tidak berbobot dan  mudah remuk  hasil panennya.
Pertanyaanya dari memulai dari mana supaya kita bisa merealisasikan pertanian organik atau minimal hasil panen yang lebih sehat dan tidak mengandung residu bahan kimia . Bisa kah kita meningkatkan produksi tanaman pangan secara luas dan khususnya untuk tanaman padi? Adakah pestisida atau insektisida organik yang aman dan akrab lingkungan?