Atas laporan itu pak Sujadi lalu membagikan ramuan cair atau pupuk cair yang kemudian dinamakan “ Biogan “ kepada para petani di sekitar desanya untuk diujic oba pada tanaman padi dan terung.
Kasus lucu kembali terjadi setelah tiga petani dari Desa Kreo, tetangga desanya “complain” atas ramuan cair itu karena mentimunnya menjadi terlalu besar dans ulit dipasarkan, sehingga sang petani pun terancam rugi.
Akhirnya setelah mendapat saran Pak Sujadi, untuk mengurangi dosis dan mempercepat panen dari tiga hari sekali menjadi satu hari sekali, petani mentimun itu malah untung beripat-lipat.
Melihat Peluang
Sujadi yang di temui di laboratorium sederhananya mengatakan, keberhasilan ujicoba terhadap berbagai tanaman baik padi dan palawija itu membuat dirinya melihat peluang bisnis dan mulailah a menyempurnakan ramuan itu dibantu Ir. Edi Setiabudi, lulusan IPBBogor tahun 1978 itu.
“ Dengan bantuan pak Edy akhirnya ramuan itu menjadi pupuk organik cair yang tidak saja berfungsi sebagai perangsang tumbuh tapi juga sebagai pupuk yang bisa memperbaiki tingkat kesuburan tanah, “ kata Sujadi yang juga Ketua KontakTani Nelayan Andalan (KTNA) di Kecamatan Klangenan.
Sementara menurut Ir Edy, yang dilakukan adalah mencoba metode baru untuk mengeluarkan zat penting dari ikatan zatl ain-nya yang ada di daun tanpa merusak zat tersebut sehingga cairan pupuk benar -benar bebas dari zat-zat yang merugikan pertumbuhan tanaman.
Salah satu perbedaan pupuk cair organik (POC) produksinya denga pupuk sejenis yang diperjual belikan di toko-toko pertanian adalah kestabilan percepatan pertumbuhan.
Sebagai contoh bila obat lain digunakan untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah dari mangga hanya akan bertahan beberapa tahun dan akan mengurangi produksinya dua tahun kemudian.
“Namun POC buatan Sujadi ternyata tidak merusak tanaman bahkan mampu mempertahankan produksi mangga belasan kalipanen ,” katanya.
Setelah proses produksi dianggap lebih sempurna,mulailah ia membagikan POC itu pada petani padi dan palawija disekitar desanya secara gratis sekaligus ia ingin mengetahui lebih jauh efek dari ramuan itu terhadap berbagai tanaman.
Juna Saswita, penyuluh pertanian yang mencobakan POC pada tanaman padi di Desa Danawiangun Cirebon, mengungkapkan,selisih produksi antara padi yang menggunakan POC dan padi tanpa POC bisa mencapai 1,2 ton per hektar.
“Kebetulan petani padi di kanan dan kiri sawah saya tidak menggunakan POC sehingga bisa diketahui selisihnya , “ungkap Juna yang baru mencobakan pada musim gadu kemarin.