Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanjung Uban Minggu Pagi

23 Agustus 2010   12:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:46 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat pagi,nila!

Lihatlah keluar, sunrise, embun pagi, kelopak bunga dan sarinya serta burung2 pipit mengucapkan kata yang sama.

Tanjung Uban Minggu pagi tlah mengisyaratkan sepi.

Udara yg kuhirup sambil lari pagi membisikan padaku:"bersiap2lah untuk merasapa sepi kawan!

Dalam rehat, aku melihat kapal tanki pertamina yang mesra dgn truk2 tanki yg tlah antri menunggu curahan polimer hidrokarbon untuk pembakaran.

Di sisi lain kapal Roro Tg.Uban - Batam yg gagah bersandar begitu manja pada pelabuhan.

Warga yg mesra menikmati sunrise dan angin laut yg meniup ombak.

Mengingatkan ku akan pesisir ancol , nila!

Inilah sepi yang diisyaratkan. Kau dan aku jauh dalam jarak, tapi dekat dalam angan.

Kau dan aku yg terpisah dalam waktu, tapi didekatkan oleh rindu.

salamku padamu, nila! Perempuan inspiratif, yang kueja dalam impian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun