Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Segitiga Bermuda" ada di Pulau Bintan

28 Desember 2011   04:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:40 4177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Bintan adalah Pulau terbesar digugusan Kepulauan Riau. Di Pulau ini terdapat dua pemerintahan yaitu pemerintahan kotamadya tanjung pinang sebagai ibukota provinsi kepulauan Riau dan pemerintahan kabupaten Bintan. Dikabupaten bintan sendiri terdapat dua kota kecil yaitu di Sebelah Timur terdapat Kota Kijang sebagai Ibukota Kabupaten Bintan sementara dan disebelah Utara terdapat Kota Tanjung Uban, yang dekat dengan Batam serta satu kota baru yang sedang dibangun yaitu Bintan Buyu di Sri bintan sebagai ibukota baru kabupaten Bintan nantinya. Dari Tanjung Uban kalau ke Batam hanya 10 menit dengan speedboat dan 1 jam dengan kapal roro. Sedangkan dari Tanjung Pinang berjarak 1 jam perjalanan dengan kapal feri ke Batam. Pulau bintan ini dikenal sebagai pintu gerbang utama wisatawan dari Asia seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Cina. Di Pulau Bintan ini terdapat kawasan "segitiga bermuda" atau kawasan "Syetan" yang terus bergeliat. Miris memang di negeri yang kental dengan budaya Melayu ini yang bersandikan syara', syara' bersandikan kitabullah ini terdapat kawasan lokalisasi seperti ini sejak bertahun-tahun silam. Bila Batam, mungkin kita bisa maklum karena sudah termasuk kota metropolis dan industrialisasi. Namun Pulau Bintan yang notabene adalah daerah yang masih kental dengan adat melayu dan Islam ini malah tumbuh subur lokalisasi seperti ini. Kawasan segitiga bermuda itu adalah Batu 15, Batu 24 dan Batu 87. Batu 15 terdapat di Kota Tanjung Pinang, di kawasan ini Para wanita tunasusila di impor dari daerah jawa seperti Tasikmalaya, Bogor, bandung, amoy-amoy Tiongha katanya juga ada, latar belakang mereka ada yang bekas wanita pijat plus-plus di Batam, bekas TKI, korban traficking anak,dll. Dari sumber Tribun Batam (11/5-2011) kesaksian dua orang  PSK  berinisial Amoy (22) dan Gebi (21) yang berhasil kabur dari kawasan ini Mei 2011 lalu, disebutkan bahwa mereka adalah korban penipuan seseorang yang bernama Boy yang datang ke kampungnya Tasikmalaya dan menjanjikan pekerjaan sebagai Message di batam, namun mereka dibawa kekawasan ini. disana mereka dipaksa melayani tamu dengan alasan berhutang 5 juta transportasi dari Tasikmalaya-Tg Pinang dengan tarif 100 ribu setiap melayani tamu. Dari itu mereka mendapat 70 rb dan 30 rb untuk papi. Setiap bulan mereka juga harus membayar listrik dan Air pada papi. serta cicilan utang 5 juta yang harus mereka bayar. Selama disana mereka tidak diperbolehkan keluar kawasan. Mereka berhasil kabur setelah 3 bulan bekerja berkat kenalan mereka seorang Polisi. Batu 24 termasuk kawasan kabupaten Bintan, jika dari tanjung Uban belok kiri atau dari tanjung Pinang belok kanan. Banyak sekali ABG yang diimpor dari Daerah Jawa oleh para mucikari di daerah ini. Usia mereka rata-rata 15 tahun. Seperti diberitakan oleh antara.news (8/11- 2011) seorang Remaja berusia 15 tahun yang sudah bekerja dikawasan ini selama 3 bulan, dijemput oleh keluarganya. sebutlah inisialnya Bunga (15) direkrut dari Bogor oleh Mafia perdangan perempuan. Dari kesaksian bunga disana dia dibayar 3 juta oleh papi-nya setiap minggu dan diberikan fasilitas yang lengkap. Bunga merupakan korban brekon home yang memilih kabur dari rumah dan terjaring oleh mafia perdangan perempuan. Batu 87 juga termasuk kawasan kabupaten Bintan, di daerah Tanjung Uban, jika dari Tanjung Pinang belok kiri, dan dari Tanjung Uban belok Kanan. Kawasan ini dikenal dengan nama Bukit Senyum. menurut berita-terbaru.com (25/11-2010) november lalu, polres Bintan berhasil menangkap salah seorang mucikari yang melakukan praktek penjualan bayi di kawasan ini. Ibu dari bayi tersebut sebutlah namanya mawar (15) adalah korban seks bebas dari pacarnya yang tidak bertanggungjawab dan ironisnya oleh ibu kandungnya si mawar ini sebutlah anggrek (35) yang juga PSK di kawasan terebut malah menyuruh anaknya jadi pelacur dikawasan ini dan menjual cucunya tersebut 5 juta ke mucikarinya. Dikawasan ini para wanita tuna susila tinggal bertahun-tahun dan beranak pinak dikawasan ini, dan profesi itu diturunkan ke generasi berikutnya. Banyak PR sebenarnya yang harus diselesaikan Pemerintah, aparat, pendidik dan tokoh masyarakat di pulau ini. Kalau kita tidak ingin Melayu hilang di Bumi, maka kita harus bersatu padu mengembalikan akhlak masyarakat, anak cucu kita ini. Apakah Pemerintah dan aparat didukung masyarakat bermoral berani menutup kawasan ini? Entahlah, jika berani maka penulis yakin Melayu takkan pernah hilang di Bumi. Jika kita terus menutup mata, maka marwah kita sebagai bangsa melayu yang berakhlak mulia akan segera sirna!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun