Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menteri Dahlan Iskan dan Kerabat Yusuf Kalla Dalam Runtuhnya Jembatan Kukar

29 November 2011   14:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:02 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkait runtuhnya Jembatan Kukar (Kutai Kertanegara) ternyata melibatkan perusahaan Kontruksi BUMN yaitu PT Hutama Karya (PT HK) sebagai Pembangun dan PT Bukaka Teknik Utama sebagai perusahaan swasta yang sedang melakukan perbaikan jembatan tersebut.  Dalam proses investigasi oleh Kementrian PU dan Kepolisian akan melibatkan Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN dan PT BTU  yang merupakan milik kerabat Yusuf kalla. Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan Jembatan KuKar (Kutai Kertanegara) yang ambruk tersebut dibangun pada tahun 1995 oleh Perusahaan kontraktor konstruksi  milik BUMN yaitu PT Hutama Karya (Persero) dengan biaya 150 Miliar lebih sesuai desain dan kontrak kerja yang diberikan. Jembatan tersebut baru bisa dioperasikan enam tahun kemudian yaitu pada tahun 2001. Jembatan ini merupakan jembatan gantung terpanjang di indonesia, dengan panjang lebih dari 700 meter. Jembatan yang mirip Golden Gate San Fransisco ini semula diperkirakan memiliki kekuatan hingga 100 tahun mendatang. Namun sayang, baru berusia sekitar 10 tahun, jembatan ini runtuh. Beberapa proyek arsitektural PT Hutama Karya  PT HK) da­lam negeri sudah tersebar kemana-ma­na, diantaranya Tugu Pancoran, Ge­dung MPR-DPR, Menara Bakrie, Apar­tement City Resort, Apartement The H Tpwer (MMC), Apartement The Groove, Pasaraya Grande, dan Ma­bes Polri, Jakarta, Gedung DPRD dan Masjid Al A’zhom, Tangerang, Kan­tor Gubernur Gorontolo, Gedung Pe­me­rin­tahan dan Masjid Raya Batam, Ho­tel Legian Nirwana Bali, Velodrom Teng­ga­rong, Kalimantan Ti­mur, Renovasi Kam­pus IPB, Bogor, Jem­­ba­tan Se­mang­gi, Jembatan Musi, Pa­lembang, Jem­batan Kertanegara II dan Jembatan Mar­ta­dipura, Kalimantan Ti­mur, Jalan Tol Cipularang, Jawa Barat, Jalan Tol JORR W1 dan Cawang-Tanjung Priok, Ja­­kar­ta, Bendungan Pelaparado, NTB, Pem­­bangunan PT McDermott Hea­vy Skid­way, Batam serta Dermaga Ar­ma­da Ba­­rat, Jakarta.Selain  proyek-pro­yek dalam negeri, PT  HK juga me­ram­bah pasar luar negeri, seperti Jalan Tol Ayer Hitam, Johor-Malaysia dan Jem­ba­tan layang Metro Manila, Filipina. Ar­tinya, arsitektural HK telah lolos uji standar kualitas internasional yang te­rang­kum dalam Sistem Manajemen Mu­tu Keselamatan. Berdasarkan track record PT HK ini Dahlan Iskan meragukan penyebab ambruknya jembatan tersebut adalah Kesalahan dalam pembangunan. Karena itu Dahlan tidak akan menginvestigasi PT HK, tapi bila hasil investigasi  kementrian PU dan Kepolisian mengatakan PT HK bersalah perusahaan BUMN tersebut harus bertanggungjawab. "kalau  itu salah membangunnya yang pasti Hutama Karya harus bertanggung jawab, tapi kan salah membangun hanya salah satu dari kemungkinan, bisa salah desain, salah membangun, bisa salah memelihara, bisa gangguan alam bisa ada gangguan dari manusia," jelasnya lagi. Kejadian ambruknya jembatan tersebut, kata Dahlan, terjadi saat pemeliharaan jembatan sudah diserahkan kepada perusahaan swasta yang melakukan perbaikan yaitu PT Bukaka Teknik Utama. PT Bukaka Teknik Utama sendiri merupakan milik kerabat Yusuf kalla. Sedangkan Direktur Utama PT BTU , Irsal Kamaruddin, menegaskan peristiwa ambruknya jembatan tidak ada kaitannya dengan Bukaka. Karena masih belum memulai pekerjaan perbaikan. "Jembatan ambruk bukan karena Bukaka. Kondisi jembatan sudah tidak prima. Beban setiap kabel gantungan sudah tidak sama rata. Kemungkinan ada yang menanggung beban lebih besar daripada kemampuan klem gantung." Pemerintah Daerah (Pemda) Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, akan segera membangun jembatan baru sebagai pengganti jembatan yang runtuh tersebut. Sesuai saran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), jembatan baru ini tidak dibangun di lokasi yang lama, tapi bergeser sekitar 12 kilometer ke arah hilir dari jembatan yang ambruk. Dana yang dibutuhkan sekitar 350 Miliar lebih.

KepalaBNPB) Syamsul Maarif dalam penjelasannya kepada di DPR menjelaskan, Pemerintah telah menyiapkan dana tanggap darurat sebesar Rp 216 miliar untuk mengurusi kasus runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara. "Kami menggunakan dana on call kami yang saat ini tersedia Rp 216 miliar," ujar Syamsul Maarif. Selain itu untuk mengatasi lumpuhnya arus transportasi di Kutai Kertanegara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana membangun pelabuhanferry sementara, di lokasi tak jauh dari jembatan yang runtuh. "Pembangunan pelabuhan ferry sementara ini dimaksudkan agar aktivitas sosial ekonomi masyarakat etap berjalan," ujar juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Walaupun Pihak PT HK dan PT BTU sama-sama mengklaim tidak bersalah dalam runtuhnya jembatan kukar tersebut. Namun Pemerintah melalui kementrian PU dan BUMN serta Kepolisian harus mengusut Tuntas masalah ini. Tidak Peduli apakah itu perusahaan BUMN atau perusahaan Keluarga Mantan Pejabat Negri ini!

Usut tuntas!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun