Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Dahlan Iskan "Melawan"

5 Januari 2014   22:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:07 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini opini penulis semata.  Berawal dari melihat "kalang kabut" nya pemerintah gara-gara kenaikan gas elpiji non subsidi 12 Kg yang diikuti kelangkaan gas elpiji subsidi 3 Kg, kemudian harganya pun ikut-ikutan naik, ditambah kenaikan harga barang-barang yang serba cepat.

Pemerintah akhirnya turun tangan. Media memberitakan sepulang dari lawatannya ke Luar negeri Presiden mengaku terkejut dengan kenaikan elpiji tersebut. Presiden mengultimatum 1 x 24 jam kenaikan elpiji itu harus di revisi karena tidak berpihak kepada rakyat. Itu bahasa politik.

Partai Demokrat dan PAN  yang "satu keluarga" ini pun mendukung langkah presiden.  Tak tanggung-tanggung media memberitakan Menteri perekonomian Hatta Rajasa menuduh Dahlan Iskan, Menteri BUMN lah dalang kenaikan elpiji tersebut.

Melihat itu Dahlan Iskan  mempercepat kunjungannya di Tanjung Pinang Kepulauan Riau dan  langsung menghadiri rapat terbatas dengan Presiden di Bandara Halim. Dengan lantang beliau mengakui kesalahannya telah meminta Pertamina menaikkan harga elpiji 12 Kg tersebut.

Alasan Dahlan adalah bahwa karena ada desakan dari BPK yang  mengaudit pertamina yang hasilnya dari tahun 2009 hingga 2012 dari bisnis elpiji 12 Kg pertamina rugi Rp 22 trilyun.  Akhirnya pada RUPS  Desember lalu disepakati kenaikan tersebut.

Mengapa Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN mengambil keputusan beresiko tersebut? Apakah Dahlan tidak  memperkirakan gejolak yang akan terjadi ditengah masyarakat? Apalagi Perekonomian Indonesia sedang dalam masa sulit, nilai tukar rupiah yang terus melemah, harga-harga barang yang terus naik, belum lagi baru-baru ini pemerintah sudah memutuskan kenaikan BBM dan tarif dasar listrik.

Penulis menilai ini "disengaja" oleh Dahlan Iskan. Sebagaimana kita ketahui Pertamina tahun 2013 lalu baru saja diumumkan perusahaan Indonesia satu-satunya yang masuk Fortune Global 500 diposisi 122. Pertamina mencatatkan laba bersih di semua bisnisya rata-rata setiap tahunnya diatas 20 trilyun, bahkan tahun 2012 tercatat laba bersih 25 trilyun.

Dahlan Iskan  dalam manufacturing hope-nya ke 90 menulis andai Pertamina bebas dari segala intervensi dan Kepentingan maka Pertamina akan bisa lebih hebat lagi.  Inilah yang akhirnya "memicu" Dahlan Iskan memutuskan menaikkan elpiji non subsidi 12 kg, karena dari bisnis elpiji 12 Kg ini setiap tahunnya pertamina merugi Rp 5 trilyun.  Dengan harapan Pertamina bisa untung dari bisnis elpiji ini ditahun 2014.

Secara bisnis Salahkah Dahlan? Tentu tidak.  Namun secara kebijakan tentu ini tentu tidak populer.  Elpiji non subsidi 12 kg ternyata banyak dipakai oleh masyarakat menengah kebawah. Alasan yang berkembang dimasyarakat beralih ke elpiji 12 Kg adalah karena lebih hemat dan lebih aman. Akibatnya masyarakat "heboh" terhadap kenaikan yang sangat besar tersebut. Inilah yang tidak diperkirakan Dahlan.

Akhirnya dengan gejolak yang terjadi dimasyarakat  yang otomatis  membuat citra pemerintah menjadi jatuh, Dahlan Iskan akhirnya pasang badan. Namun dibalik itu Dahlan  ingin berkata inilah akibat kalo Pertamina terus di intervensi. Inilah akibat kalo pertamina tidak diberi kebebasan sejak awal boleh menjual gas elpiji non subsidi sesuai harga pasar. Seandainya sejak awal diperbolehkan mengikuti harga pasar tentu kebanyakan masyarakat tetap akan bertahan di elpiji subsidi 3 Kg. Mungkin begitu maksud Dahlan.

Karenanya menurut penulis,  demi kepentingan citra pemerintah menyongsong 2014 ini baiknya putuskan saja elpiji 12 kg tidak jadi naik. Toh Pertamina tetap untung kok dari bisnis-bisnis lainnya.  Dengan begitu rakyat pasti akan tenang. Kepada Dahlan Iskan tidak perlu merasa bersalah. Tidak perlu pula "melawan" pemerintah elpiji 12 kg harus tetap naik walau seberapapun. Ngalah sajalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun