Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kantin dan Perumahan Guru SMKN 3 Bintan Terbakar

20 Januari 2014   17:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Minggu sore, 19 Januari 2013, saya mendapat telpon dari salah seorang staf guru yang tinggal di perumahan sekolah bahwasannya Kantin Sekolah kami dan sebagian ruangan perumahan guru yang ditempati penjaga sekolah bernama Pak Aceh dengan keluarga habis terbakar.  Penyebabnya adalah api yang datang dari pembakaran lahan yang tak jauh dari sekolah kami. Jarak sekolah yang jauh dari tempat saya tinggal yaitu sekitar lebih kurang 50 km tidak memungkinkan saya untuk langsung ke sana sore itu, apalagi sudah menjelang Maghrib.  Hari ini, 20 Januari 2013 pagi sekali saya sudah sampai ke sekolah. Saya datang lebih cepat untuk melihat kondisi sekolah karena Senin ini juga akan ada upacara bendera dan pelepasan siswa yang akan berangkat kerja praktek Industri. Setelah melihat kondisi kantin, rumah dan mendengar cerita Pak Aceh hati saya teramat sedih. Pak Aceh penjaga sekolah kami masih berstatus honor dengan gaji insentif dari Kabupaten sebesar Rp. 800.000,- beliau menghidupi satu orang istri dan tiga orang anak.  Untuk mencukupi biaya kebutuhan hidup, istrinya Buk Ana membuka kantin di sekolah. Januari  hingga Maret 2014 nanti Pak Aceh seperti biasanya tidak akan menerima honor insentif, sama dengan guru honor lainnya yang dibiayai APBD kabupaten termasuk tunjangan daerah guru-guru PNS.  Ini yang dipusingkan Pak Aceh, biasanya dia bisa berharap dari penghasilan Kantin, tapi dengan terbakarnya Kantin beliau tidak tahu dari mana lagi akan mendapatkan uang untuk membiayai kebutuhan hidup beliau beserta keluarga. Beliau berharap pelaku yang pembakar ladang mau bertanggungjawab untuk mengganti kantin beliau yang terbakar.  Hanya saja pelaku pembakaran ternyata orang yang tak berpunya pula, dia hanya pekerja yang disuruh yang punya ladang yang berdomisili di Kota Provinsi lain yaitu Pekanbaru.  Setelah dihubungi dengan handphone yang punya ladang berjanji akan memberi ganti rugi.  Tapi, mengingat keberadaannya jauh tidak diketahui kapan uang pengganti itu akan dikirim. Kerugian yang ditaksir mencapai puluhan juta, mengingat biaya pembangunan kantin itu saja kata Pak Aceh habis sekitar Rp. 20 juta dan duit itu saja dia berhutang ke bank dengan menyicil dan belum lunas sampai sekarang.  Kerugian material lainnya adalah hampir 80% pakaian mereka sekeluarga ludes terbakar.  Alat masak, kasur, lemari dan lain sebagainya juga habis terbakar.  Pak Aceh sempat menangis ketika mengatakan ketiga anaknya ke sekolah hari ini tidak pakai baju sekolah dan hanya pakai sandal. Ditaksir kerugian paling sedikit sekitar Rp. 50 juta. Penyebab kejadian adalah sewaktu meninggalkan rumah Pak Aceh melihat pekerja membakar ladang dibelakang rumah, beliau sempat menegur karena angin kencang sebab musim angin utara namun pekerjanya mengatakan tidak apa-apa karena jarak rumah dan ladang masih jauh.  Karena tidak apa-apa beliaupun pergilah jalan-jalan sore membawa anak-anak dan istrinya. Begitu juga guru lain yang tinggal di perumahan guru juga pada pergi. Komplek sekolah kosong sore itu. Ternyata insting Pak Aceh benar,  ketika beliau bersama keluarga sedang jalan-jalan sore ditelpon penduduk bahwasanya rumahnya terbakar.  Beliau sampai di rumah, bergegas mendobrak pintu menyelamatkan ijasah, dan surat-surat penting, padahal waktu itu kondisi rumah berapi dan berasap, beruntung ijasah bisa diselamatkan walau kepala beliau sempat kena jejatuhan paltfon rumah.  Diperkirakan api dari semak-semak ladang yang terbakar dekat dapur, lalu menyambar tabung gas 3 kg dan meledak lalu, membakar seluruh kantin dan separoh rumah. Berikut foto-foto musibah kebakaran di SMKN 3 Bintan tersebut:

[caption id="" align="aligncenter" width="379" caption="Ruang Kamar Pak Aceh yang Terbakar semua isinya"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="470" caption="Kantin Sekolah Semi Permanen habis terbakar"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="470" caption="Puing-Puing Kantin Sekolah"][/caption] Pak Aceh sementara tinggal di perumahan guru yang kosong.  Pakaian, beras dan lauk pauk sementara dibantu tetangga sekitar.  Iyuran siswa dan guru disekolah yang terkumpul tadi sudah diserahkan ke Pak Aceh untuk membantu biaya hidup beliau beberapa hari kedepan. Selain musibah yang menimpa Penjaga Sekolah kami, sekolah kami juga mendapat berita yang mengkecewakan.  Rencana Pembangunan tambahan Ruang belajar baru ditahun 2014 dari bantuan provinsi terancam batal. Penyebabnya adalah APBD Provinsi Kepri ditolak oleh Kemendagri salah satunya item untuk program pembangunan pusat pendidikan baru, baik itu sekolah maupun penambahan ruang kelas baru. Pemerintah provinsi menurut PP 38 dilarang membangun sekolah dan hal lain terkait, dananya harus dihibahkan ke kabupaten/Kota. Sebelumnya pemerintah Kabupaten Bintan melalui dinas terkait mengatakan tidak ada bantuan pembangunan ruang belajar baru untuk SMKN 3 Bintan tahun ini.  Pihak dinas meminta agar diusulkan sekarang paling lambat Februari proposal sudah masuk  untuk APBD tahun 2015 mendatang. Hanya saja, pPertengahan tahun 2014 ini sudah mulai tahun ajaran baru. Ruang belajar tidak cukup, entah bagaimana nantinya. Hmm...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun