Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Blunder Jokowi di Angola

2 Desember 2014   05:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:17 2289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Angola adalah nama negara yang asing bagi telinga kita. Nama Angola baru ramai dibicarakan oleh orang Indonesia terutama di kalangan Muslim adalah pada akhir tahun 2013 lalu.  Banyak berita beredar bahwa disana sedang terjadi pembantaian umat Islam oleh rezim pemerintahannya.  Di seluruh dunia baik Arab, Eropa, bahkan Amerika banyak demo mengecam pembantaian etnis oleh rezim pemerintahan Angola tersebut.

Pemicunya adalah kala Menteri Kebudayaan Angola pada November 2013 memerintahkan penutupan semua mesjid karena tidak memiliki izin pendirian. Penutupan itu mendapat perlawanan dari Umat Islam disana. Aksi perlawanan itu kemudian dibalas pemerintahan Angola dengan melakukan pembantaian terhadap umat Islam disana dengan dalih pemberontakan.

Agama Islam di Angola masih menjadi agama terlarang, karena proses legalisasinya belum disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Angola. Padahal jumlah umat Islam di Angola semakin meningkat dengan makin banyaknya imigran Muslim asal Afrika Barat masuk ke Angola.  Di Angola sendiri separuh penduduknya masih menganut kepercayaan tradisional, sedang separuhnya lagi adalah Kristen Katolik dan Protestan. Umat Islam sendiri diperkirakan hanya lebih kurang 2,5 % dari 18 juta lebih penduduk Angola.

Setelah beberapa lama nama Angola makin hilang dari perhatian kita, entah bagaimana kelanjutan pembantaian Muslim disana, tak ada kita dapati lagi beritanya. Kemudian, nama Angola muncul lagi di berita televisi kita. Bahkan menjadi berita hot topik. Pasalnya belum sampai sepuluh hari Presiden Indonesia yang baru dilantik, yaitu Joko Widodo, tiba-tiba saja mengumumkan penandatangan kerjasama antara pemerintah Indonesia  dan Angola dalam hal jual beli Minyak.

Presiden Jokowi biasa dipanggil sesumbar kerjasama ini akan menghemat puluhan trilyun devisa kita dalam hal impor minyak. PT pertamina (Persero) akan menjadi wakil dari Indonesia yang akan membeli minyak dari perusahaan minyak nasional Angola, Sonangol EP.

Di kalangan umat Islam Indonesia, banyak yang terkejut dengan keputusan ini. Banyak beredar provokasi bahwa Jokowi sengaja menyakiti hati umat Islam. Sebab, pembelian minyak dari Angola sama saja kita membantu keuangan rezim Angola yang membantai umat Islam disana. Ditambah lagi Angola adalah negara yang tak mengakui keberadaan Agama Islam di negaranya. Bahkan kedutaan negara Indonesiapun tidak ada disana.

Namun, kegelisahan umat Islam Indonesia ini mendapat cibiran dari mereka yang non muslim bahkan dari kalangan yang mengaku Islam pun ada. Kerjasama Ekonomi kok dikait-kaitkan dengan Agama? cibir mereka. Mereka menilai keputusan cepat Jokowi patut diacungkan jempol. Mereka memuja-muja Jokowi karena dianggap berani menentang arus dan mendobrak "dominasi" umat Islam di negara ini.  Jokowi disebut seorang Indonesianis sejati.

Ya,  apapun keputusannya selagi itu adalah untuk kebaikan Indonesia tentu semua rakyat akan mendukung. Apalagi kerjasama itu dapat digunakan untuk mendorong diakuinya agama Islam disana tentu rakyat akan bersuka cita.  Namun, kalau keputusan itu tidak merubah apa-apa, hanya menyisakan perih dan "sakitnya disini" bagi sebagian rakyat, tentu itu tidak adil. Apalagi keputusan itu dibuat karena "tekanan" bisnis semata sebab beredar isu dibalik keputusan impor minyak dari Angola itu melibatkan "rekanan" yang digandeng Pertamina adalah perusahaan partainya pendukung Pak Presiden!

Wallahualam...


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun