Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Respon Kemendikbud atas Tulisan "Pak Anies, Ijasah Kami Mana?"

6 Juli 2015   22:25 Diperbarui: 6 Juli 2015   22:30 4024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 4 Juli 2015 saya menulis sebuah artikel di Kompasiana berjudul : "Pak Anies, Ijazah Kami Mana?". Tulisan tersebut kemudian saya bagikan di laman Facebook (FB), hingga tulisan ini ditulis artikel tersebut sudah dibaca 686 pembaca seperti tertera di artikel tersebut dan dibagikan di FB sebanyak 106 kali dan twitter 2 kali. Artikel tersebut intinya mempertanyakan lambatnya pendistribusian blanko ijazah dan Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN) ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, yang tentunya berimbas lambat juga dibagikan ke siswa yang sudah dinyatakan lulus pada pertengahan Mei lalu untuk jenjang SMA/MA/SMK.

Sore tadi pukul 16.35 WIB Mbak Ella dari Kompasiana mengirim saya sms bahwa ada sedikit info untuk saya terkait tulisan tersebut dan meminta izin untuk menelpon. Dari pembicaraan dengan mbak Ella diketahui pihak kemendikbud menghubungi kompasiana untuk bisa terhubung dengan saya yang menulis artikel tersebut. Mbak Ella mengkonfirmasi ke saya apakah boleh nomor HP saya diberikan ke pihak kemendikbud tersebut. Sayapun mengizinkan.

Pukul 16.54 WIB pihak kemendikbud atas nama Pak Setiono menghubungi saya lewat sms untuk minta izin menelpon saya. Dari pembicaraan dengan Pak Setiono beliau memperkenalkan diri sebagai salah salah satu staf dibagian Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat kemendikbud yang dipimpin oleh Pak Asianto Sinambela, SH, LL.M. Beliau menyebutkan bahwa tulisan saya tersebut dibaca oleh Pak Anies Bawesdan, dan Pak Anies merespon positif kritikan saya terhadap kemendikbud di artikel tersebut. Mengenai lambatnya  pendistribusian ijasah tersebut Pak Anies juga sudah memerintahkan pejabat Eselon terkait untuk mengevaluasi permasalahan tersebut salah satunya kemendibud akan mengecek ke seluruh provinsi di Indonesia untuk mengetahui apa penyebab lambatnya pendistribusia ijasah dan SHUN tersebut.

Koreksi sedikit oleh Pak Setiono isi dari tulisan tersebut bahwa yang mencentak ijasah dan SHUN bukanlah kemendikbud tapi melalui lelang di setiap provinsi oleh disdik Provinsi masing-masing. Kemendikbud hanya mengeluarkan aturan atau juknisnya saja. Direncanakan Hasil evaluasi itu nantinya akan menjadi rujukan untuk tahun ajaran berikutnya, dengan harapan pendistribusian Ijasah dan SHUN bisa lebih cepat. Beliau meminta terimakasih dan mengapresiasi positif atas kritikan tersebut.

Respon cepat dari kemendikbud dan upaya menghubungi penulis, membuktikan bahwa apa yang kita tulis di kompasiana tidak pernah sia-sia. Walau artikel tersebut termasuk artikel yang Hanya Lewat (HL) tapi ternyata tetap bisa mencapai sasaran yang diharapkan dengan bantuan pengguna media sosial yang merespon positif tulisan tersebut dan membagikan tulisan tersebut di media sosia miliknya.Penulis sangat puas, apa yang menjadi tanda tanya dan kritikan penulis akhirnya direspon oleh pihak kemendikbud.

Semoga respon cepat tersebut bisa memperbaiki sistem pelelangan dan permasalahan lainnya yang membuat lambatnya pendistribusian ijasah dan SHUN setiap tahun, sehingga kedepan kita berharap ijasah dan SHUN tersebut bisa langsung dibagikan pada saat kelulusan atau setidak-tidaknya seminggu setelah pengumuman kelulusan. Dengan demikian ijasah dan SHUN tersebut bisa segera dipergunakan oleh siswa yang lulus apakah untuk melanjutkan pendidikan atau untuk melamar pekerjaan.

Informasi terakhir yang penulis dapatkan di beberapa daerah seperti di Jawa Tengah Ijasah dan SHUN sudah selesai dicetak dan akhir juni kemaren sudah didistribusikan kabupaten/Kota dan direncanakan pertengahan Juli sebelum lebaran sudah dibagikan ke siswa (berita terkait disini). Begitupun di Kepulauan Riau didapat informasi bahwa proses percetakan sudah selesai sebagian, dan direncanakan minggu ini, sudah didistribusikan ke kabupaten/kota dan sekolah-sekolah. Sedang di Medan direncanakan akan dibagikan ke siswa pertengah Agustus 2015, karena baru dalam proses percetakan (berita terkait disini). Sedang di Banjarmasin direncanakan baru akan dibagikan ke siswa akhir Juli, karena ada proses cetak ulang SHUN karena ada kesalahan (berita terkait disini). Begitu juga di Lampung karena adanya keterlambatan pada proses lelang maka direncanakan akhir Juli baru dibagikan dan lain sebagainya.

Terimakasih Kompasiana, Terimakasih untuk kemendikbud atas respon cepatnya dan tentunya kepada pembaca yang merespon positif artikel tersebut dan turut membagikannya di media sosial.

Bersama kita bisa, untuk pendidikan Indonesia lebih baik!

salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun