Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Pelacur Negeri Sipil (PNS)

8 April 2013   23:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:30 2537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_253677" align="aligncenter" width="334" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock)"][/caption] Malam minggu sangatlah dingin. Jalanan basah oleh hujan yang mengguyur kota dari pagi tadi hingga sore. Malam ini adalah temu janji dengan kenalan seorang wanita simpanan bos yang akan membawa temannya sesama PNS yang berprofesi ganda sebagai "pelacur". Saya memang tidak percaya masa ada PNS berprofesi begitu .  Temu janjipun terlaksana di sebuah tempat Karaoke terkenal di kota kami. Teman saya yang dulu janda ini lebih beruntung karena dinikahi siri oleh seorang pengusaha terkenal  di kepulauan ini. Walau keabsahan nikah bawah tangan tanpa sepengetahuan istri sipengusaha  ini masih diperdebatkan baik secara agama maupun hukum negara, teman saya ini sebutlah namanya Rani (32 tahun) mengatakan bahwa ini lebih baik ketimbang melacur, katanya. Tentu ini dikatakannya dulu ketika saya menyinggung hubungan asmaranya.  Memang pengusaha  yang menjadi suami "simpanannya" sekarang ini memang tajir dan baik hati, apapun keperluannya selalu dipenuhi. Jadi dia tak perlu memeras keringat melayani banyak lelaki, cukup satu saja dia dapat semua. Maka tak heran mobilnya sering gonta ganti. Malam ini sesuai janjinya dia membawa temannya, sebutlah namanya Mida (33 tahun) seorang PNS di pulau ini yang berprofesi sampingan "pelacur"  untuk membuktikan ketidak percayaan saya bahwa ada PNS yang berprofesi sampingan seburuk itu.  Dengan dalih saya sebagai "pemesan" akhirnya Mida pun setuju. Mida berparas cantik, berkulit putih bersih dan berhidung mancung.Tubuhnya semampai dan proporsional. Mida mempunyai dua anak dari suami pertamanya. Perceraian membuatnya harus membiayai sendiri keberlangsungan hidup dia dan anak-anaknya. Keluarganya tidak mengetahui profesi gandanya ini. Sehari-hari anaknya dititipkan ke orangtuanya, juga kalau dia diajak keluar kota oleh pemesannya. Mida "pelacur" eksklusif, dia hanya mau melayani yang dari kalangan PNS saja. Aman, katanya yang penting tahu sama tahu saja katanya. Bahkan pimpinannya di kantor sering menggunakan "jasa"nya itu, makanya dia selalu dibawa ke luar daerah jika ada kegiatan kantornya oleh pimpinannya. Begitupun juga rekan-rekan dikantornya pun pernah memakai jasanya. Dia memilih jalan begini, karena ingin bebas dan tidak ingin terikat seperti Rani katanya. Walau gaji sebagai PNS sebenarnya sudah cukup untuk membiayai hidupnya apalagi tunjangannya pun cukup lumayan, namun tuntuntan gaya hidupnya yang membuatnya memilih jalan begini. Dan diapun termasuk wanita yang hiperseks, akunya. Malam mulai dingin. Rani minta izin pulang duluan. Akhirnya tinggallah kami berdua. Saya mengatakan kepadanya kalau saya belum akan memakainya sekarang dengan alasan capek, tapi berjanji akan membayar sama seperti mereka yang pernah memakai jasanya. Bosan berkaraoke, saya memintanya untuk menemani  jalan-jalan keliling kota sebelum mengantarnya pulang. Didalam mobil dia membuka jaketnya walau AC mobil saya sengaja sedingin mungkin, tinggallah blusnya yang berdada rendah menampakkan "mahkota"nya yang sangat menantang. " AC -nya mau dimatikan? Kata saya. Dia menggeleng. Dia mendekap lengan saya. "begini lebih enak katanya! Biarkan aja AC-nya. Sembari menghidupkan musik yang agak hot, sayapun menggunakan situasi ini bertanya lebih jauh, apakah dia mengenal PNS lain yang berprofesi ganda sepertinya. Dia membenarkan, dia menyebut beberapa nama dan dinas mereka berkerja, juga ada diantara mereka yang PTT.  Saya mengenal salah satu nama yang dia sebut karena satu prajabatan dahulu.  Saya hanya geleng-geleng kepala karena yang saya kenal itu dikeseharian nampak baik-baik saja. Diperjalanan BB nya berbunyi. Dia nampak mengetikkan sesuatu. " Maap, aku tak bisa menemani kamu terlalu lama!" katanya.  Ada yang mau saya, kamu mau antar saya? katanya sembari menyebut nama sebuah hotel. "Ok. Tak masalah! Kata saya. Dia tersenyum sembari berkata: "Hmm, benerin nih tak mau? di mobil bisa kok? kilat saja! Katanya manja. "Gratis!" Dia mengedipkan mata. Saya tersenyum. Sembari memutar arah mobil kearah hotel yang dimaksud.  "Dah tak apa-apa. Capek!" kata saya. Sesampai di hotel yang dituju, saya mengambil amplop yang sudah saya siapkan dan memasukkan ke tas kecilnya. "hei, apa itu!" teriaknya kecil. " Sesuai janji saya. Pokoknya kapan-kapan kamu harus siap, kapan saya mau!" Kata saya menyenangkan hatinya. "Oke deh! Katanya sembari mencium tipis pipi saya. Diapun pergi. Dari kejauhan saya melihat seorang pria tambun menggandengnya. Saya mengenal pria itu. Bos saya di kantor. Alamak! Saya mengganti musik dengan lagunya Chrisye, dan ikut bernyanyi lirih :

Akan datang hari... Mulut dikunci
Kata…tak ada lagi
Akan tiba masa… tak ada suara
Dari… mulut kita

Berkata tangan kita..
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita..
Kemana saja dia melangkahnya

Tanggung jawab tiba… robbana
Tangan kami.. Kaki kami..
Mulut kami.. Mata hati kami

Luruskanlah.. Kukuhkanlah..
Di jalan cahaya.. Sempurna
Mohon karunia.. Kepada kami
Hambamu yang hina

Sumber inspirasi. Oknum PNS di Kepri Menjadi Wanita Panggilan Prostitusi Jerat Pegawai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun