"Pulang Basamo" kalao dibahasa Indonesikan menjadi " Pulang Bersama". Sekarang sudah tergambar dibenak kita apa kira-kira maksud dari "Pulang Basamo" tersebut yaitu sekumpulan orang suku Minang perantauan yang bersepakat untuk mudik atau pulang kampung bersama atau barengan dengan menggunakan bersama salah satu kendaraan bis Bus, Kapal atau Pesawat pada waktu menjelang Hari Raya Idul Fitri dengan berbagai atribut yang melekat padanya antara lain baju khusus rombongan, spanduk yang dipasang dikendaraan, membawa dana iyuran untuk kampung halaman, dan biasanya di kampung yang dituju sudah disiapkan acara penyambutan oleh orang kampung. Sejak kapan tradisi ini dimulai belum ada literatur dan bukti otentik yang menjelaskan, hanya saja tradisi ini sudah dilakukan turun temurun sejak dahulu kala. Setiap kampung atau desa atau kalau di Ranah Minang (Sumatera Barat ) disebut nagari hampir selalu mengadakan kegiatan ini. Salah satunya adalah Nagari Penulis yaitu Nagari Salo, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam. Pada Hari Raya Idul Fitri kali ini rombongan terbesar "Pulang Basamo" adalah dari perantau orang Salo di Jakarta. Sedang "pulang basamo" dari perantau dari rantau (kota) lainnya hanya beberapa orang. Misal dari Tg Balai Karimun, Kepulauan Riau hanya ada 3 keluarga yang bersepakat pulang bersama berjumlah 9 orang, karena jumlah rombongan sedikit mereka ini tidak menyiapkan baju khusus dan kendaraan khusus hanya waktunya saja yang sama, dikampungpun tidak ada penyambutan khusus untuk mereka, mereka akan bergabung nanti di acara penyambutan perantau dari Jakarta. Kembali kepada rombongan dari Jakarta yang berjumlah sekitar 80 orang lebih ini sudah menyiapkan baju khusus mereka. Baju khusus ini dicetak sebanyak jumlah rombongan dan dipakai nanti saat pulang bersama.
[caption id="" align="aligncenter" width="398" caption="Baju Khusus Pulang Bersama IKS (Ikatan Keluarga Salo) Jakarta 2013"][/caption]
Rombongan ini menggunakan Bus yang dicarter (disewa) khusus untuk pulang bersama. Dalam persiapan pulang bersama IKS (Ikatan Keluarga Salo) Jakarta ini ditunjuk panitia kecil untuk mengkoordinir semua proses pulang bersama ini seperti untuk mencentak pakaian, pengumpulan dana untuk transportasi, konsumsi dan dokumentasi selama perjalanan nanti, dan dana sumbangan untuk Nagarai puluhan juta rupiah yang diberikan untuk membangun kampung nantinya yang sebagian juga diambil dari Kas IKS Jakarta yang memang iyurannya rutin tiap bulan.
[caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="Rombongan berposes sebelum berangkat dengan Bus Khusus "][/caption] Perjalanan dari Jakarta ke Kampung Halaman dengan menggunakan Bus ini cukup memakan waktu dan phisik yang melelahkan. Perjalanan diperkirakan selama dua hari satu malam, kalau terjebak macet dan jalanan yang rusak parah bisa memakan waktu yang lebih lama. Rombongan ini berangkat tanggal 3 Agustus pagi kemaren dari Jakarta dan tadi malam sudah menyeberangi Selat Sunda, sekarang laporan terakhi di Muara Enim dan diperkirakan rombongan akan sampai di kampung halaman Nagari Salo, Sumatera Barat paling lambat besok sore 5 Agustus 2013. Di kampung halaman warga sudah mempersiapkan sambutan untuk rombongan ini di Simpang Lapau Mak Ajo didepan rumah penulis, lalu juga ada sajian berbuka bersama malam nanti di Mushalla Al Hidayah (Surau Gudang) di dekat rumah penulis. Makanan yang disediakan adalah makanan khas yang jarang ada dijual di perantauan dan hanya ada di kampung halaman, makanan ini adalah jajanan rakyat khas kampung halaman dimasa kecil dahulu bahkan sudah jarang dibuat oleh masyarakat sekarang ini, makanan itu antara lain karupuak kuah, antimun balado, jaguang bagulo jo karambia, karupuak cancang, miso, limpiang paranci, gulo-gulo tareh, katimba cubadak, kurabu taruang, uwok tulang, karupuak katam, gabelo habuih, dan uwo paco pado serta yang ketinggalan rendang, pangek ikan dan dendeang batokok. [caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="Surau Gudang (Mushalla Al Hidayah) lokasi Acara Khatam Al Quran"][/caption] Melengkapi rangkaian acara diadakan pada malam itu acara Khatam Al Quran anak-anak Nagari yang seluruh biayanya merupakan bantuan masyarakat perantau Nagari Salo. Pada Acara Khatam Al Quran anak nagari ke 14 kali ini, diikuti oleh 38 peserta, dan akan dipotong 40 ekor kambing untuk anak-anak orang rantau yang akan aqiqah di kampung. Acara akan dihibur dengan penampilan Drumband, Gambus, dan Salawaik Dulang, bahkanjuga direncanakan juga oleh para perantau untuk mengadakan acara selepas lebaran nanti berupa panjat pinang, orgen dan Singgang ayam serta saluang.
[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="Khatam Al Quran Nagari Salo ke XIII tahun 2012/ dokumen pibadi"][/caption]
Makna kegiatan "Pulang Basamo" ini bagi para perantau adalah mempererat persatuan dan rasa kekeluargaan warga perantau Nagari salo di tanah rantau, kemudian untuk kampung halaman adalah terbantunya pembangunan dan kegiatan acara di kampung halaman dari sumbangan perantau yang nilainya bila dikumpul semua dari seluruh perantau di Indonesia bisa ratusan juta rupiah. Namun lebih dari itu adalah berbagia bahagia bersama sanak saudara dikampung itu lah yang utama setelah sekian lama berjauahan. Pulang kampung bersama ini merupakan perjalanan yang mulia yaitu untuk mempererat Silaturrahmi antara warga rantau dan karib kerabat di kampung halaman.
Demikianlah laporan kegiatan "pulang basamo" di Kampuang penulis nagari Salo kecamatan Baso Kabupaten agam sumatera Barat.
[caption id="" align="aligncenter" width="628" caption="Suasana pagi di Kampung Nagari Salo, Kecamatan Baso/Dokumen PRibadi"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H