Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

KOMPASIANER YANG MENEMUKAN CINTA DI KOMPASIANA

29 September 2011   14:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:30 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Informasi ini saya dapat setelah membaca tulisan teman saya Rahmi Hafizah yang juga menemukan cintanya di kompasiana yang bekerja di hongkong. Mereka telah bertunangan dan tinggal menunggu hari-hari bahagia saja....subhanallah...ternyata cinta ada dimana-mana ....bisa datang dari pintu mana saja....semoga Hari bahagia segera mereka jelang  dan menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah , warahmah dan fathanah...Aamiin... selain mereka yang berbahagia , kompasianer lain yang menemukan cinta mereka di kompasiana adalah :

• Yusran D & Dwi (menikah)

• Melok & Indra (menikah)

• Uleng Reni P & Irsyam Syam

• Zulfikar Akbar & Christine Mariska

• Nova Zha & Elang Zha

• Arya Ningtyas & Herry FK

• Uli Hape & Yusep Hendarsyah

Kawan, Semoga kalian semua bahagia dan sampai ke pelaminan secepatnya, amiin. Saling mendoakan ya.....heeeee.......Alhamdulillah ya...

Tahu nggak temen-temen kalo saya menulis tulisan ini dalam keadaan tersenyum haru, kenapa? karena saya menemukan istri saya juga di dunia maya yaitu dari Facebook.  Entah dari mana awalnya kami berdua saja tak ingat kenapa sampai berteman di facebook, cuma yang kami ingat dari pengakuan istri saya tercinta, dia sering meng "like" status-status dan catatan saya.  Selain itu yang sangat menggoda katanya adalah photo profil saya dengan berpeci, berjenggot tipis sedang berdiri di lobi sekolah dengan senyum yang menawan ..begitu pujinya.

singkat cerita, kami  makin dekat di facebook. saling canda, saling komentar, diskusi dan sebagainya sampai akhirnya tukeran nomer hape dan saling curhat lewat perantara sinyal-sinyal yang mengirimkan gelombang cinta.

Kami resmi pacaran 10 Oktober 2010, di sebuah pertemuan pertama yang sudah didesain dengan matang. Kunang-kunang yang menemani kami menelusuri sungai hutan mangrove menjadi saksi cinta kami di malam itu, ketika saya menyerahkan 2 ekor kunang ke tangannya serambi berkata: maukah kamu menjadi pendampingku selamanya?"  Saat itu jawabannya cuma diam dengan senyumnya yang bercahaya seperti kunang-kunang malam itu.

Masa pacaran yang penuh cobaan, pasang surut , dan romantika yang luar biasa, dapat kami lewati dengan selamat sampai akhirnya kami menikah pada tanggal 15 September 2011 kemaren. Begitulah cinta ....dan saya membawanya kembali menelusuri sungai mangrove dimana malam kali pertama kami mengikrarkan cinta. Malam itu kunang-kunang bercahaya semakin terang, aliran sangai memantulkan sinaran yang berwarna -warni. Dua kunang-kunang itu kini telah bersatu untuk selamanya....

Miss U...honey.....

(Dua kunang-kunang )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun