Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pak Jokowi, Indonesia Tak Perlu Ricky Elson-kah?

11 Februari 2015   19:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:26 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423652967618509679

[caption id="attachment_396256" align="aligncenter" width="600" caption="Dibiayai Dahlan Iskan, sistem kelistrikan Mobil Selo dirancang Ricky Elson/Tribun Jogja"][/caption] Entahlah. Tiba-tiba saja saya ingin menulis dalam keadaan emosi seperti ini. Apakah karena efek membaca berita dan informasi dari media sosial yang cenderung memberi rapot merah kepada pengelola negeri ini. Ya, mulai dari penunjukkan menteri, Penunjukkan Kapolri, kisruh KPK vs POLRI, lalu yang teranyar dukungan pemerintah terhadap perusahaan swasta  untuk proyek mobil nasional dengan menggandeng Proton Malaysia. Walau pemerintah telah menyangkal bahwa kerjasama antara proton malaysia dengan perusahaan swasta milik hendropriyono tersebut murni adalah kerjasama bisnis swasta , tapi pertanyaannya mengapa dihadiri kepala kedua negara dan mengapa menamakan mobil nasional. Apa benar negara tidak akan menggelontorkan sejumlah dana untuk proyek tersebut? banyak yang menyangsikan. Pertanyaannya berikutnya, mengapa swasta? Mengapa bukan BUMN kita saja, sebab Proton dulu awalnya juga adalah milik pemerintah Malaysia walau 2012 lalu sudah berubah jadi perusahaan publik. Bukankah akan sangat menguntungkan negara bila proyek tersebut dikelola BUMN kita apalagi kalo berhasil menembus pasar ASEAN seperti yang direncanakan.  Tapi, kalau swasta? Ya, tahu sendirilah jawabnya. [caption id="" align="aligncenter" width="296" caption="Penandatangan Kerjasama mobil nasional antara swasta indonesia dengan Proton Malaysia/sumber. FB"][/caption] Jika berdalih dulu Proton Malaysia tersebut juga menggandeng Jepang diawal pendiriannya pada tahun 1983, lalu apa salahnya juga kita menggandeng proton saat ini. Memang tidak ada salahnya. Hanya saja, mengapa kita tidak mandiri, bukankah kemampuan teknologi otomotif kita tidak kalah dengan Malaysia. Kita punya banyak BUMN bagus ataupun swasta yang bergerak dibidang otomotif yang siap memikul dananya, kita pun punya banyak tenaga ahli yang handal. Salah satunya anak muda bernama Ricky Elson pencipta mobil listrik nasional. Ricky Elson adalah penemu banyak inovasi kelas dunia. Selama bekerja di Jepang dia berhasil mematenkan 14 penemuan di lembaga paten di Jepang, terutama di bidang motor listrik. Kala diminta pulang oleh mantan menteri BUMN Dahlan Iskan, dia menciptakan mobil listrik yang kabarnya kelanjutannya "diganjal" kebijakan pemerintah dan kini disebuah desa terpencil Ciheras di Tasikmalaya dia membimbing ratusan generasi muda untuk mempelajari motor listrik dan pembangkit listrik kincir angin. Ricky Elson menolak kembali ke Jepang walau diminta kembali oleh perusahaannya. Padahal bila di Jepang dia bisa hidup enak dengan gaji tinggi. Namun, karena kecintaannya kepada negerinya dia menolak. Dia lalu mendirikan Lentera Angin. Menciptakan pembangkit listrik tenaga angin di desa-desa terpencil Indonesia. Sudah banyak desa yang dulunya gelap jadi terang benderang oleh karyanya bersama-sama anak-anak muda di Lentera Angin. Dia bergerak sendiri, mengembara ke setiap kampus di Indonesia. Dari sana dia mendapatkan sejumlah uang sebagai pembicara yang semuanya dia gunakan untuk membiayai lentera anginnya tanpa bantuan pemerintah. Dia pun menolak usulan untuk membuka rekening dana agar banyak masyarakat yang membantu usahanya untuk melatih anak-anak muda disana.  Walau ngos-ngosan siapa saja yang mau datang dan belajar disana dia gratiskan.  Orang muda yang benar-benar ikhlas. [caption id="" align="aligncenter" width="421" caption="Ricky Elson sedang melatih mahasiswa yang datang menuntut ilmu ke Lentera Angin/Sumber. FB"][/caption] Sebenarnya banyak orang Indonesia seperti Ricky Elson ini. Tapi, sayang negara tidak pernah menginginkan mereka. Negara tidak memerlukan mereka. Selagi yang mengelola negeri ini terpasung oleh mafia-mafia atau bagian dari mafia yang mementingkan perutnya saja, maka orang-orang berkualitas dan baik seperti Ricky Elson tidak akan dipandang sedikitpun. Kalo perlu mereka "dimati"kan.

Pembangkit Listrik tenaga Angin dan Anak-anak Muda Lentera Anginnya Ricky Elson Siapa yang bekerja dengan hati... adalah mereka yang bekerja sama dengan Tuhan... dan Tuhan adalah sebaik-baiknya rekan... maju terus kawan!! bakar terus semangatmu!!! bakar terus semangat anak-anak muda negeri ini!!! Saya yakin Tuhan Sang Pengabul doa akan selalu memudahkan jalanmu. Aamiin.. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun