Semua tetap berjalan. Sejenak sering menjadi henti, dengan ragam alasan. Nyaman, tenang, damai, atau yang lebih dari keadaan maupun situasi tersebut. Tidak sadar, yang bahkan sering kali semesta dengan hangatnya tak kenal hambatan. Tetap melangkahkan diri, hingga kaget tersadar bahwa sebaliknya lah yang terjadi.
Bukan tidak menerima situasi dan keadaan demikian. Untuk semesta dan segala kerja kehidupan, situasi dan kondisi terjaga menjadi penting minimal sekedar sebagai usaha menikmati. Kembali untuk tidak dibuat terkejut atau terkaget, yang setidaknya rangkaian proses benar-benar menjadikan diri lebih kepada terkagum.
Pada kemungkinan, ataupun ketidak mungkinan sekaligus. Dari sebuah bentang hampar kesempatan semesta. Siapapun penapak-nya, yang tidak lagi memastikan kesediaan atau sebaliknya. Cukup terima saja. Yang menggugah diri tanpa disadari.
Sampai pada Semesta Cinta, bahwa mencintaimu dengan ketidak mungkinan sekalipun. Lahir sebagaimana cinta itu, yang barangkali jalan menempuhnya saja semesta dengan tempuh jalan berbeda. Pada Cinta, dan sampai Cinta. Bersama meng-esa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H