Mohon tunggu...
Albus Thomy
Albus Thomy Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2010

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bukan Jokowi, tapi Rakyat yang Menjawab

13 Maret 2013   00:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:53 5271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13631339201728770299

Gubernur DKI Jakarta Jokowi Widodo memang menjadi cerita menarik ketika menang mengalahkan calon gubernur incumbent pada pemilihan putaran kedua. Disisi lain Jokowi juga merupakan sosok baru bagi masyarakat Jakarta ketika itu. Kemenangan Jokowi pun tidak bisa terlepas dari pemberitaan prestasi yang telah diraihnya ketika memimpin kota Solo.

Sampai sekarang pun Jokowi tidak pernah lepas dari pemberitaan yang selalu meliputnya. Dengan gencarnya pemberitaan yang selalu meliput Jokowi tentang terobosan, kebijakan, inovasi, maupun kebiasaannya turun ke jalan selalu menjadi berita hangat di berbagai media. Sampai-sampai ada liputan khusus tentang gebrakan Jokowi dalam membangun Jakarta. Pemberitaan tentang Jokowi memang mempunyai pengaruh positif terhadap popularitas kepemimpinannya. Fenomena seperti ini sangat langka terjadi di Indonesia, dimana seorang pemimpin daerah mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakatnya.

Sesuai dengan gambaran media online (Youtube) yang merekam salah satu acara media televisi lokal yang membahas terobosan Jokowi untuk mengatasi macet lalu lintas di Jakarta mendapatkan respon positif dari masyarakatnya. Justru di sisi lain salah satu anggota DPRD Jakarta incumbent yang sudah 2 kali menjabat, mendapat komentar negatif dari masyarakat. Hal itu terjadi ketika anggota DPRD ini mengkritisi terobosan yang dibuat Jokowi, hujan kritik, protes, dan kemarahan rakyat pun harus diterimanya melalui telepon interaktif acara tersebut.

Di sini media telah membuktikan bahwa media mempunyai peranan yang sangat vital dalam menaikkan popularitas seseorang, media juga bagaikan pisau bermata dua, disisi lain media juga bisa memperburuk citra seseorang jika seseorang tersebut melakukan tindakan yang tidak disukai oleh masyarakat. Berkat media pula masyarakat mulai pandai memilih informasi yang diterimanya, terbukti masyarakat sekarang lebih percaya aksi nyata para aktor politik daripada sekedar omongan aktor politik.

Fenomena seperti ini memang tergolong baru terjadi di daerah lain, dimana rakyat begitu mendukung dan mencintai pemimpin daerahnya. Kejadian seperti ini seharusnya menjadi teladan bagi kepala daerah yang lain maupun bagi aktor politik di Indonesia. Semua rakyat di setiap daerah di Indonesia pastilah menginginkan pemimpin yang diidolakan mayoritas masyarakatnya. Jika rakyat bangga terhadap pemimpin mereka pastilah pemimpin tersebut suatu saat akan dikenang dan menjadi inspirasi bagi setiap orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun