hari ini, ingin sekali berjalan di jakarta naik angkot, saya ingin mengetahui situasi masyarakat, dengan mengunakan topi yang menutupi wajah dan mengunakan jaket tidak lupa ransel yang isinyakosong, hanya saya gunakan sebagai penambah gaya.
Setelah memarkir mobil di salah satu pasar dijakarta, saya langsung menyetop angkot, PASAR MINGGU - DEPOK o4, setelah angkot stop, saya naik, diangkot ada 1 orang ibu dan satu orang bapak yang usianya hampir 60 tahun, saya memilih duduk didepan sang bapak.
Sambil iseng saya bertanya kepada sang bapak, kalau ke depan kantor walikota depok betul naik angkot ini, ya jawab si bapak, selanjutnya si bapak bertanya, mau turun dimana, depan walikota jawab saya kepada si bapak, karena sudah lama tidak naik angkot, saya keluarkan uang Rp. 5000 saya sengol si bapak,ongkosnya segini pak, ya jawab si bapak, selanjutnya saya diam sambil menikmati suasana angkot.
tidaklama naik seorang PEGAWAI PEMERINTAH yang memiliki perawakan daerah, dengan pakaian yang ada tulisan menunjukan salah satu instansi pemerintah, dan salah satu PEGAWAI PEMERINTAH yang sedang mengikuti pendidikan disebuah pendidikan pemerintah yang ada di LENTENG AGUNG - DEPOK, tidak lama setelah PEGAWAI PEMERINTAH yang sedang menempuh pendidikan naik angkot, didepan jalan ada GEROMBOLAN SISWA SMP, supir angkot nyeletuk TAWURAN, saya diam, PEGAWAI PEMERINTAH yang sedang menempuh pendidikan yang ada diangkot langsung menyambar, ia anak sekarang, entah mau jadia apa, bisanya tauran masih kecil - kecil, saya dan penumpang lain diam, sambil memperhatikan gerak gerik SISWA SMP yang beregerombol.
Tidak lama melewati SISWA SMP yang bergerombol, PEGAWAI PEMERINTAH turun, didepan sebuah lembaga pendidikan antara LENTENG AGUNG - DEPOK, setelah PEGAWAI PEMERINTAH turun saya mengamati LEMBAGA PENDIDIKAN tersebut, dan berkata kepada bapak didepan saya, oh PEGAWAI PEMERINTAH menempuh pendidikan disini, si bapak nyeletuk, "SEKOLAH TINGGI - TINGGI UJUNGNYA, NGABISIN DUIT NEGARA, AKHIRNYA KORUPSI , UNTUK APA SEKOLAH TINGGI - TINGGI KALO CUMA UJUNG UJUNGNYA KORUPSI, si ibu yangada diujung angkot pun nyeletuk, ia, lebih baik jadi kita orang biasa.
Saya terdiam mendengar kata - kata sang bapak dan celetukan sang ibu, sambil menikmati perjalanan, tak lama sang bapak pun turun di sebuah mall didepok, disusul sang ibu, selanjutnya saya turun didepan kantor walikota depok,masih terdiam, mendengar celoteh masyarakat yang sangat apriori terhadap PEGAWAI PEMERINTAH.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H