Mohon tunggu...
febrian al birri
febrian al birri Mohon Tunggu... -

Putra Riau yang dilahirkan di Kabupaten Kuantan Singingi kota jalur. Sedang menempuh pendidikan di Al-Azhar University, Cairo, mesir. Aku hanya ingin menjelajahi seluruh pelosok negri untuk mengejar semua mimpi, aku dapatkan apa yang ku cari atau aku mati tak dikenal. Seandainya aku mati kepada Allah akan kembali, jika aku selamat jalan pulang amatlah dekat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Shodaqoh 300 Miliyar

19 Maret 2010   05:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:19 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejarah selalu mencatat sosok-sosok mulia sepanjang zaman. Hari-hari senantiasa bercerita bahwa, bumi ini tidak pernah kekurangan manusia-manusia mulia yang mampu menggetarkan Arsy Allah dengan do’a dan ibadahnya. Suatu hal spectakuler telah dilakukan Abdurrahman Bin ‘Auf semasa hidupnya tentang shodaqoh. Suatu hari ia mendengar kabar dari Rasulullah yang menyatakan “aku melihat Abdurrahman bin Auf merangkak masuk syurga disebabkan hartanya”.

Mengetahui hal ini merasa sedih sangat mendalam, sesaat kemudian demi impian “berlari” menuju ia syurga ia melakukan perbuatan “gila” dalam pandangan manusia. Ia infaqkan seluruh harta perniagaanya. Abdurrahman yakin benar, ayat-ayat yang berisi peringatan dan janji Allah dalam surat Al-Baqoroh dari ayat 261-274 itu bukan omong kosong, ataupun buku sejarah penghias lemari kaca di sudut rumah.

Memang tidak bisa di pungkiri manusia terbaik itu ada dizaman Rasululah. Zaman dengan cahaya kekuatan ruh, era perkumpulan manusia-manusia petanding para malaikat. Kelengkapan pasilitas memang tidak selalu membuat seseorang melejit dengan prestasi. Sebagaimana kekayaan yang tidak selalu menjadikan seseorang bertitel dermawan.

Langit sejarah telah mencatat Abdurrahman bin ‘Auf sebagai manusia langit. Ia termasuk salah seorang dari sepuluh sahabat yang masuk syurga tanpa hisab. Berikut adalah sedikit catatan sodaqohnya dilangit sejarah. Hal ini digambarkan dalam kitab Asadul Gobah Fi Ma’rifati Asshohabah. Dengan perhitungan 1 dinar zaman Rasulullah lebih kurang 4,2 gram emas. Harga 1 gram emas sekarang sekitar Rp 350.000,-

Infaq di masa hidup, Sedekah pertama 4.000 Dinar x 4,2 gram x Rp. 350.000 = Rp. 5.880.000.000,- (lima miliyar delapan ratus delapan puluh juta rupiah). Sedekah kedua 40.000 Dinar x 4,2 x Rp. 350.000 = Rp. 58.800.000.000,- (lima puluh delapan miliyar delapan ratus juta rupiah). Sedekah ketiga 40.000 Dinar x 4,2 x Rp. 350.000= Rp 58.800.000.000,- (lima puluh delapan miliyar delapan ratus juta rupiah)

Sedekah berupa onta fisabilillah sebanyak 1.000 ekor x Rp. 8.000.000,- =Rp 8.000.000.000,- (delapan puluh miliyar rupiah). Tanah untuk Istri-istri Rasulullah 40.000 Dinar x 4,2 gram x Rp. 350.000,- = Rp. 58.800.000.000,- (lima puluh delapan miliyar rupiah). Total minimal perkiraan Rp. 190.280.000.000,- (Seratus sembilan puluh miliyar dua ratus delapan puluh juta rupiah).

Infaq setelah meninggal

1). Berwasiat untuk Fii Sabilillah 50.000 dinar (Rp. 42.000.000.000,-)

2). Berwasiat untuk para veteran Badr 40.000 dinar (Rp 58.800.000.000,-)

3). Berwasiat unta Fii Sabilillah 1.000 ekor (Rp 10,000,000.000,- )

Perkiraan jumlahnya sebelum dan sesudah meninggal (190 M + 110 M = 300 Miliyar). Diriwayatkan bahwa ketika beliau meninggal, masih ada peninggalan beliau yang berupa “logam emas yang sangat besar”. Bahkan mereka yang mencoba memotong dengan kapak pun tangannya menjadi pegal dan bengkak-bengkak ! Masya Allah…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun