Masalah lingkungan, khususnya pengelolaan sampah, menjadi salah satu isu yang banyak diperbincangkan di abad ke-21. Meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan oleh aktivitas masyarakat sehari-hari menimbulkan banyak masalah, seperti pencemaran lingkungan dan bencana alam seperti banjir. Di Indonesia, masalah ini terus menjadi tantangan yang memerlukan solusi jangka panjang dan keterlibatan aktif dari seluruh masyarakat. Sayangnya, banyak individu masih kurang peduli terhadap permasalahan ini, terlepas dari latar belakang pendidikan atau status sosial.
     Dengan adanya masalah yang kompleks ini, muncul lah satu kelompok sebagai pelopor perubahan positif yaitu Pandawara Group. Pandawara Group adalah sekelompok pemuda asal Bandung yang memanfaatkan kekuatan sosial media untuk menggalang perhatian masyarakat terkait kebersihan lingkungan dan pentingnya pengelolaan sampah.
     Pandawara Group terdiri dari lima pemuda: Gilang, Ikhsan, Rifqi, Rafly, dan Agung, yang merupakan sahabat sejak SMA. Aksi nyata mereka dalam membersihkan lingkungan dimulai pada Agustus 2022. Keprihatinan terhadap masalah sampah, khususnya dampaknya terhadap banjir yang sering melanda daerah tempat tinggal mereka, menjadi pemicu utama pembentukan kelompok ini. Pandawara Group memutuskan untuk terjun langsung ke lapangan, membersihkan selokan, sungai, dan pantai di sekitar mereka.
     Kegiatan pembersihan sampah ini awalnya dilakukan secara sederhana, namun seiring waktu, mereka semakin giat mengajak masyarakat untuk terlibat. Dalam waktu singkat, aksi mereka mendapat perhatian besar dari masyarakat, terutama setelah video pembersihan mereka diunggah ke platform media sosial seperti TikTok dan Instagram.
     Pandawara Group dengan cerdas memanfaatkan kekuatan sosial media sebagai alat kampanye utama untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya kebersihan lingkungan. TikTok dan Instagram, dua platform populer di kalangan anak muda, menjadi media utama yang digunakan Pandawara untuk menyebarkan pesan mereka. Video-video yang mereka unggah tidak hanya menunjukkan aksi bersih-bersih, tetapi juga menggambarkan kondisi lingkungan sebelum dan sesudah pembersihan, yang memberikan dampak visual yang kuat.
     Salah satu aksi mereka yang mendapat perhatian luas adalah saat membersihkan Pantai Teluk di Kabupaten Pandeglang, Banten, yang dikenal sebagai salah satu pantai terkotor di Indonesia. Pandawara Group mengunggah video yang menampilkan kondisi pantai yang dipenuhi sampah plastik dan limbah rumah tangga, serta ajakan kepada masyarakat untuk ikut serta dalam aksi pembersihan. Ajakan ini mendapat respon luar biasa, dan ribuan sukarelawan dari berbagai kalangan ikut bergabung dalam aksi tersebut. Berkat dukungan sosial media, aksi pembersihan tersebut menjadi viral dan berhasil mengubah kondisi pantai yang sebelumnya dipenuhi sampah menjadi bersih.
     Salah satu inovasi terbesar Pandawara Group adalah kemampuan mereka untuk menggunakan sosial media sebagai sarana edukasi dan mobilisasi. Mereka menunjukkan bagaimana media sosial, yang sering kali hanya dianggap sebagai platform hiburan, dapat menjadi alat yang efektif untuk menggerakkan perubahan sosial. Konten yang mereka bagikan bersifat edukatif, namun disajikan dengan cara yang kreatif dan menghibur, sehingga mampu menarik perhatian jutaan orang, terutama kalangan muda. Hal ini penting, mengingat generasi muda merupakan salah satu segmen populasi yang paling aktif di media sosial dan memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di masa depan.
     Aksi Pandawara ini berhasil meraup sejumlah 219.200 juta penyuka serta 12 juta pengikut pada akun TikTok @pandawaragroup, sedangkan pada akun Instagramnya memiliki 3,2 juta pengikut saat penelitian ini dilakukan. Jumlah pengikut yang besar ini mencerminkan betapa luasnya dampak sosial dari gerakan yang mereka ciptakan. Aksi mereka tidak hanya menginspirasi individu untuk terlibat dalam kegiatan kebersihan lingkungan, tetapi juga memberikan tekanan positif kepada pemerintah daerah dan perusahaan untuk lebih serius menangani masalah sampah dan pencemaran lingkungan.
     Selain itu, Pandawara Group juga mulai menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan gerakan mereka. Misalnya, mereka berkolaborasi dengan PT Chery Sales Indonesia dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2024. Kolaborasi ini melibatkan aksi pembersihan di Kabupaten Bandung yang diikuti oleh ratusan sukarelawan, serta rencana jangka panjang untuk melakukan penanaman pohon mangrove sebagai bagian dari upaya pemulihan lingkungan.
     Meskipun Pandawara Group telah mencapai banyak keberhasilan, perjalanan mereka tidaklah mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah menghadapi mentalitas masyarakat yang masih acuh terhadap kebersihan lingkungan. Tidak semua orang tergerak untuk ikut serta dalam aksi pembersihan, dan masih banyak individu yang belum menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Pandawara Group harus terus berusaha untuk mengubah pola pikir ini, melalui edukasi yang konsisten dan kampanye yang menarik.
     Di sisi lain, mereka juga harus menghadapi tantangan logistik dalam melaksanakan aksi-aksi pembersihan, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau atau yang memiliki tingkat pencemaran yang sangat tinggi. Namun, dengan dedikasi dan komitmen yang kuat, Pandawara Group berhasil mengatasi sebagian besar tantangan ini dan terus bergerak maju.